1. HOME
  2. FINANCE
BISNIS

Bisnis Boneka Horta Meredup, Omzet Turun Hingga 50%

Boneka Horta diciptakan oleh tiga mahasiswa IPB pada 2004 lalu.

By Azalia Amadea 24 November 2015 18:02
Boneka Horta (kioshorta.web.id)

Money.id - Berawal dari hasil penelitian tiga mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yaitu Gigin Mardiansyah, Nisa Rakhmania, dan Asep Rodiansyah pada 2004 lalu, boneka Horta yang berasal dari kata holtikultura, tercipta dan populer di masyarakat.

Hasil penelitian itu pun berbuah bisnis yang menggiurkan. Pada 2005, Gigin mendapatkan dana dari Dikti sebesar Rp4.750.000. Ini menjadi modal awal usahanya. Dari uang itu, tim Boneka Horta mampu membuat 50-100 item perbulan.

Pada 2007 boneka Horta mulai dipasarkan, saat itu peminat boneka Horta perlahan meningkat. Karena peminat boneka Horta berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia, mereka pun mulai melakukan pemasaran lebih gencar dengan menggunakan pengiriman via ekspedisi jasa pengantar barang.

"Paling banyak peminatnya berasal dari wilayah Jabodetabek," kata Yoga Rokhmana, manajer pemasaran boneka Horta saat diwawancarai Money.id pada Selasa 24 November 2015.

Modal dari Dikti tersebut dipakai mereka untuk meneliti dan membeli bahan baku pembuatan boneka. Bahan baku dari boneka Horta sendiri terdiri dari serbuk kayu, sekam, benih rumput, stocking pembungkus, dan hiasan flanel.

Keunikan dari boneka ini adalah adanya rumput yang bisa tumbuh di bagian kepala boneka, apabila disiram air setiap hari. Tujuan mereka memproduksi boneka ini adalah untuk untuk memperkenalkan salah satu produk kreatif pertanian.

Peminat boneka horta di awal tahun penjualannya hanya berkisar 1.000-2.000 boneka, dengan omzet yang didapat sekitar Rp10 juta. Pada 2010 sampai 2011 penjualan boneka Horta semakin meningkat hingga omzet penjualan dari boneka tersebut mencapai Rp100 juta perbulannya, hasil tersebut didapat dari penjualan 6.000 boneka horta.

"Tahun tersebut boneka Horta lagi booming-booming-nya, sampai kami mendapatkan penghargaan dari MURI kategori perintis boneka dari serbuk kayu sebagai wahana mencintai lingkungan," ujar Yoga.

Horta membandrol produknya dengan harga berkisar Rp7.000 sampai Rp15.000 di toko Boneka Horta sendiri. Sedangkan di tempat-tempat perbelanjaan lain, konsumen bisa mendapatkan boneka dengan harga Rp20.000 sampai Rp25.000.

Namun pada 2013 penjualan boneka Horta mulai menurun, hanya terjual sekitar 1.000 boneka saja. "Penjualan boneka Horta menurun mungkin karena dampak krisis ekonomi di Indonesia, omzet kita pada 2013 tersebut bisa hanya Rp10 juta perbulannya" jelas Yoga.

Saat ini peminat boneka Horta memang sudah jarang, omzet penjualannya pun tidak seperti pada 2010 sampai 2011 dimana boneka tersebut sedang maraknya terjual. Saat ini penjualan boneka Horta stabil pada kisaran penjualan 3.000 boneka perbulannya. Omzet yang didapat pun berkisar Rp30 juta sampai Rp50 juta.

Jika dibandingkan dengan penjualan pada 2010 sampai 2011, dimana boneka ini sedang laris-larinya, setiap bulan Boneka Horta bisa meraih omzet Rp100 juta hingga Rp150 juta perbulan.

Saat ini penjualan boneka Horta menurun hampir sekitar 50 persen.

Ke depan, Boneka Horta mencoba fokus pada segmen anak-anak dan melakukan edukasi tentang pertanian kepada mereka. Dengan semboyan mainan unik, kreatif, dan imajinatif yang berwawasan lingkungan, Boneka Horta optimis memasuki segmen itu. Wujud nyatanya adalah dengan memberikan pelatihan-pelatihan Boneka Horta pada anak-anak. (dwq)

Suka Artikel Ini? KLIK LIKE

Baca Juga

(da/aa)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Finance Section