1. HOME
  2. FINANCE
HARGA MINYAK

Bank Dunia Perkirakan Harga Minyak Akan Turun Lagi

Perkiraan turunnya harga minyak ini termasuk lebih besar dari prediksi awal.

By Desy Afrianti 26 Januari 2016 18:17
Ilustrasi kilang minyak (Stateimpact.npr.org)

Money.id - Bank Dunia memperkirakan harga minyak mentah akan turun menjadi US$37 atau sekitar Rp514 ribu per barel, dari harga sebelumnya US$51 atau Rp709 ribu per barel. Demikian laporan Pasar Outlook, Selasa 26 Januari 2016. 

Prediksi turunnya harga minyak dilihat berdasarkan jumlah penawaran dan permintaan.

"Harga rendah untuk minyak dan komoditas mungkin akan terjadi untuk beberapa waktu," kata John Baffes, ekonom senior dan penulis utama dari Komoditas Pasar Outlook seperti dikutip media.worldbank.org. Namun, John memperkirakan harga minyak akan naik perlahan selama dua tahun ke depan.

Menurut laporan kuartal terbaru Bank Dunia, perkiraan turunnya harga minyak ini termasuk lebih besar dari prediksi awal, setelah ekspor minyak dilakukan lagi oleh Republik Islam Iran.

Selain itu, melihat ketahanan keuangan yang lebih baik di Amerika Serikat di saat produksi minyak mereka menurun akibat pemotongan biaya dan peningkatan efisiensi, serta prospek pertumbuhan ekonomi yang lemah di negara berkembang penghasil minyak.

Harga minyak turun 47 persen pada tahun 2015 dan diperkirakan akan menurun 27 persen dari harga rata-rata di tahun 2016.

Dari posisi terendah mereka saat ini, pemulihan bertahap harga minyak diperkirakan akan terjadi tahun ini karena beberapa alasan.

Pertama, penurunan harga minyak yang tajam pada awal 2016 tidak sepenuhnya disebabkan oleh driver fundamental permintaan minyak.

Berikutnya, produsen minyak yang mengeluarkan biaya tinggi tidak ingin mengalami kerugian terus-menerus. Kemudian, permintaan pasar untuk minyak diperkirakan membesar dalam pertumbuhan global.

Bank Dunia juga sedang mengantisipasi pemulihan harga minyak saat ini yang diperkirakan lebih kecil dari penurunan tajam pada tahun 2008, 1998, dan 1986. Prospek harga tetap tunduk pada risiko penurunan yang cukup besar. (poy)

Laporan: Abdul Kharis

(da)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Finance Section