Money.id - Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka dibuka melemah pagi tadi, Selasa 5 April 2016. IHSG turun 0,33 persen atau 1,33 poin ke level 4.848. Pelemahan IHSG terjadi mengikuti penurunan bursa AS dan sebagian bursa regional Asia setelah turunnya harga minyak hampir 3 persen dalam semalam.

Pada akhir sesi I IHSG berada pada posisi penguat 0,55 persen atau 26,43 poin ke level 4.876,61. Pada pagi tadi IHSG sempat bergerak negatif, namun langsung berbalik ke arah positif. Para analis menyebut pergerakan IHSG hari ini bergerak sideways tanpa arah yang jelas.

Pada perdagangan hari ini ada 134 indeks saham yang naik dan 137 lainnya menurun. Kemudian untuk indeks saham bluechips, LQ45 ikut bergerak positif naik 0,78 persen atau naik 6,55 poin ke level 849,51. Pagi tadu indeks saham berkapitalisasi besar tersebut dibuka melemah pada level 842,63.

Pada perdagangan hari ini ada 20 saham bluechips yang naik, sementara itu 19 lainnya menurun. Kemudian dari sembilan sektor saham diperdagangkan, hingga akhir sesi I ada empat yang berada di zona merah, antara lain pertanian turun 0,70 persen atau 12,79 poin ke level 1.819,40.

Sektor saham industri dasar dan kimia turun sebesar 0,09 persen atau 0,38 poin ke level 424,75. Sektor aneka industri turun 1,09 persen atau 13,616 poin ke level 1.232,12. Sektor perdagangan, servis dan investasi turun sebesar 0,12 persen atau 1,06 poin ke level 847,53.

Sementara itu lima sektor saham yang naik adalah, sektor pertambangan naik (+0,04 persen), sektor konsumsi naik (+1,82 persen). Lalu sektor properti naik (+0,26 persen), sektor infrastruktur naik (+0,17 persen) dan keuangan naik (+0,71).

Analis NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan, s0ebelumnya kenaikan laju IHSG terlihat tertahan di akhir pekan kemarin. "Padahal laju IHSG memiliki peluang untuk dapat kembali melanjutkan pergerakan positifnya," ucap Reza.

Laju IHSG yang mampu berhasil melewati batas middle bollinger band dan bertahan di atas level 4815-4820 diharapkan dapat menjadi momentum untuk dapat bergerak rebound. Apalagi sentimen dari laju rupiah dan obligasi yang mengalami kenaikan seharusnya mampu berimbas positif pada laju IHSG.

"Namun demikian perlu juga diwaspadai jika aksi ambil untung masih terjadi," tutur Reza.