Pria berumur 38 tahun itu mengatakan saat mengawali bisnisnya sebagai supplier busana muslim, ia hanya bermodalkan Rp1,6 juta. Itu sudah termasuk barang yang ia beli dari tangan pertama.

Meski ia membelinya, Handoko pun tidak asal memilih pakaian yang akan dia jual nantinya. Banyak yang harus dipertimbangkan, seperti mempertimbangkan tren di masyarakat, kemudian bahan pakaian yang cocok digunakan oleh target pembelinya, dan mempertimbangkan cara pemasarannya.

"Saya membeli barang juga tidak asal. Harus disesuaikan dengan pasar yang sudah ada. Ada juga barang yang dititipkan ke saya, tinggal saya cari pasarannya. Ya harus seperti itu sih, karena busana muslim sekarang ini kan banyak macamnya," ujarnya.

Kini baju muslim maupun baju renang syariahnya pun telah menjangkau beberapa supermarket, seperti Lottemart. Keterbatasan barang, dan jangkauan distribusi menjadi alasan ia lebih memilih untuk menjualnya di Internet, karena bisa menjangkau daerah ke seluruh Indonesia.

Namun sayangnya, cepatnya pergantian tren yang ada di masyarakat membuat Handoko agak kesulitan memilih pakaian yang akan dia jual. Faktor ekonomi Indonesia yang sedang tidak stabil pun membuat penjualannya sempat turun beberapa bulan terakhir.

"Kalau baju muslim itu ramainya kalau sudah mendekati bulan-bulan Ramadan atau Lebaran. Tapi kalau baju renang sendiri sih, tetap stabil. Ya lumayanlah, dalam sebulan omzet saya sekitar jutaan rupiah," kata Handoko.

Next: Tak Ingin Jadi Penjiplak >>