1. HOME
    2. FASHION-BIZ
FASHION

Cerita di Balik Gugatan Batik Keris kepada Desainer Wenny

By Dian Rosalina 22 Januari 2016 18:12
Siapa Wenny Sulistiowaty?

Wenny Sulistiowaty adalah pengusaha wanita yang memperkenalkan merek Webe, tas lokal anyaman dengan warna-warna cerah. Ia merintis bisnisnya dari nol.

Berawal dari 1998, Wenny yang saat itu masih kuliah di Universitas Satyawacana, Salatiga, punya keinginan berbisnis. Dia yang suka bidang kerajinan, membuat bingkai foto dari bahan-bahan alami dan menjualnya. Melihat respons pasar baik, Wenny yang sebenarnya harus menggarap skripsi, justru makin serius menekuni usahanya.

Seiring berjalannya waktu, bisnis tas wanita kelahiran Purwokerto ini kian besar. Setiap bulan dia mengirimkan beragam produk tas dari bahan alami ini ke sejumlah negara. Buntutnya, dia melihat tas yang meniru desainnya banyak beredar di pasar, Wenny pun berpikir membuka pabrik sendiri.

“Saya tidak ingin kehilangan kepercayaan dari buyer karena itu desain mereka,” kata Wenny.

Wenny pun kemudian membuka pabrik tas di Semarang.

Pada 2012, Wenny mulai fokus menggarap pasar domestik. “Saya ingin, Indonesia juga punya produk yang bisa dibanggakan ketika turis membawanya sebagai buah tangan,” kata dia.

Wenny yang sangat paham akan kualitas produk pun segera mengambil strategi pemasaran khusus untuk Webe. Dia tak menjual Webe secara langsung lewat toko atau reseller. Pembelian Webe dilakukan lewat undangan.

Ia mengundang konsumen potensial untuk datang langsung ke pabrik di Kawasan Industri Gatot Subroto. Undangan pun disebar mulai dari kalangan artis hingga ibu-ibu pejabat.

Cara itu dilakukannya juga karena dia ingin mengangkat Kota Semarang dengan produk kerajinan. Maklum, selama ini, banyak orang beranggapan bahwa barang kerajinan hanya diproduksi di Yogyakarta.

Setelah produk Webe cukup dikenal, Wenny membuka gerainya di Semarang pada 2012. Lokasi gerai menyatu dengan pusat oleh-oleh, Kampung Semarang, yang juga baru berdiri bertepatan dengan pembukaan showroom Webe.

Tak disangka, sambutan pasar sangat bagus. Tas Webe yang khas dengan anyaman dan warna-warna cerah laris manis. Bahkan, ada beberapa pengunjung yang memborong tas dalam jumlah besar.

Setelah mendapat informasi tentang para pemborong tasnya, Wenny menawari mereka untuk menjadi top reseller di beberapa kota. Penjualan Webe pun terus melambung, seiring nama Webe yang berkibar sebagai merek tas kelas atas.

Tapi, kondisi ini memancing produsen tas lain untuk membuat produk palsu Webe. Wenny pun kesal ketika mendapati tasnya dipalsu dan dijajakan di Mangga Dua, Jakarta.

Dia pun menerapkan strategi pemasaran baru. Tak lagi mengadopsi konsep reseller, Wenny mengajak top reseller untuk membuka showroom resmi Webe. Sejak 2014, Wenny membuka official shop di sejumlah kota sebagai gerai penjualan Webe.

Kini, setiap bulan produksinya bisa mencapai ribuan tas. Harga tas Webe mulai Rp1,5 juta hingga Rp3 juta. (dwq)

(berbagai sumber)

(dr/dr)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Fashion-Biz Section