Money.id - Blue Bird merupakan salah satu transportasi umum yang menjadi pelopor taksi bersistem argo. Para pengemudinya diwajibkan menggunakan seragam batik berwarna biru yang ternyata ada makna di balik desainnya.

Dikutip laman Batiklopedia, Rabu 23 Maret 2016, seragam Blue Bird ternyata diciptakan oleh Chosy Latu sebagai konsultan fashion, serta Danar Hadi yang menjadi produsen seragam batik koorporat Blue Bird, dan didaulat menyelesaikannya.

Desain seragam batik terdiri dari tiga motif. Pertama motif burung biru atau Blue Bird yang ada di bagian bawah seragam. Kedua motif butir-burit padi sebagai lambang kemakmuran.

Ketiga motif sulur-sulur yang menjadi lambang kemakmuran. Motif tersebut tumbuh berkembang atau menjalar, dan diharapkan seluruh karyawan selalu berkecukupan dan sejahtera.

Ketiga motif tersebut, diketahui merupakan gambaran dari burung pembawa kebahagiaan. "Jadi ketika dipakai oleh karyawan, mereka merasa bangga dan selalu tumbuh semangat baru," kata Chossy.

Budaya dan Mesin Tekstil
Keberadaan batik sebagai seragam Blue Bird merupakan simbol peningkatan kualitas pelayanan prima. Vice President Business Development Blue Bird Group, Noni Purnomo mengatakan, seragam batik menjadi wujud dan tanggungjawab dalam mendukung program pemerintah, dalam menghargai dan menjaga aset budaya Indonesia.

"Filosofi (seragam batik) Blue Bird adalah kejujuran, kerja keras, disiplin, dan kekeluargaan," kata Noni.

Diketahui, Danar bukan hanya memproduksi kain batik, tapi juga memproduksi tekstik bermotif batik. Terkait seragam Blue Bird, Danar menggunakan tekstil bermotif batik guna menekan biaya produksi.

Tujuannya, agar produk yang dihasilkan lebih murah, dibandingkan membuat seragam dengan kain batik yang diproduksi dengan cap atau canting. Sementara seragam batik taksi burung biru ini, menggunakan mesin printing dengan ragam hias yang sangat diperhatikan.