1. HOME
  2. DIGITAL
DIGITAL

Tak Bisa Hidup Tanpa Smartphone? Ikut Tes Ini

Sebuah survei mengungkap, sekitar 25% anak-anak di Korsel kecanduan smartphone.

By Ita Malau 18 September 2015 18:37
Ilustrasi kecanduan smartphone (Pixabay.com/stevepb)

Money.id - Saat ini, smartphone menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian orang-orang, di kota bahkan di desa. Tapi, sebatas apa sih penggunaan normal alat canggih ini?

Laman BBC, 7 September 2015 merilis fakta bahwa usia pemakai smartphone kian muda dan jumlah waktu pemakaiannya kian menghawatirkan. Generasi ini dihantui candu smartphone.

Dalam sebuah survei di Korea Selatan, 72% dari 1.000 siswa berusia 11-12 tahun menghabiskan rata-rata 5,4 jam sehari berselancar dengan smartphone mereka. Survei ini juga menyimpulkan bahwa 25% anak-anak itu kecanduan smartphone.

Menurut survei yang akan dipublikasikan pada 2016 itu, stres merupakan salah satu indikasi kecanduan smartphone. Salah satu siswa di Korea Selatan, Emma Yoon (19, bukan nama sebenarnya) sampai harus mengikuti terapi tanpa smartphone sejak April 2013.

"Ponsel menjadi dunia yang tak terpisahkan dari saya. Saya sampai berkeringat dan jantung berdegup kencang jika saya membayangkan akan kehilangan ponsel itu. Jadi, saya selalu membawa ponsel kemanapun saya pergi," kata dia.


Demam #IStandWithAhmed dan Islamophobia di AS

 

Model Sindrom Down Curi Perhatian di New York Fashion Week


Bagaimana dengan Anda? Apakah sudah masuk kategori kecanduan atau tidak?

Ada beberapa pertanyaan yang bisa memandu dan menjawab, apakah Anda kecanduan atau tidak. Semakin banyak Anda menjawab "Ya" pada pertanyaan di bawah ini, semakin besar kemungkinan Anda kecanduan:

1. Selalu mencek ponsel, meski tanpa alasan
2. Merasa gelisah dan cemas jika tak membawa ponsel
3. Menghindari kontak sosial dan lebih memilih cek ponsel
4. Performa sekolah atau pekerjaan kian menurun akibat aktivitas di ponsel yang berkepanjangan
5. Sangat mudah teralih perhatiannya oleh notifikasi ponsel, seperti email, pesan singkat, game, dan lain sebagainya.

Jika memang kecanduan, segeralah cari bantuan psikolog atau paramedis. Jangan Anda tunda!

15 Kota Paling Ramah di Dunia Versi Traveller

(im)

Komentar

Recommended

What Next

More From Digital Section