1. HOME
  2. DIGITAL
BISNIS ASMARA

Situs Belanja China Ini Jual Pengantin Cantik Asal Vietnam

Biasanya, seorang wanita Vietnam ini 'dihargai' hingga 20 ribu yuan atau sekitar Rp43 juta.

By Ita Malau 17 November 2015 06:26
Iklan menjual istri di TaoBao (shanghaiist.com)

Money.id - Situs belanja online terbesar di China, TaoBao bikin gempar dunia maya. Selain menjual barang-barang, anak perusahaan Alibaba ini menawarkan pengantin cantik.

Dikutip dari laman Shanghaiist.com, 16 November 2015, TaoBao memang tak bisa menjanjikan kebahagiaan, tapi situs ini menawarkan perempuan yang bisa dijadikan istri. Pengantin-pengantin cantik asal Vietnam itu dijual dengan harga 9.998 yuan atau sekitar Rp21,6 juta.

Menurut SCMP, ada 98 item yang tersedia dengan tawaran "manis": "Dengan hanya 9.998 yuan, bawa pulang seorang istri cantik."

Adapun penjualnya adalah entrepreneur dengan nama Wang Xiao Xi's Gift Shop. Dalam 30 hari terakhir, penjual ini sudah menawarkan lebih dari 2.500 barang jualan. Produk paling laku  Wang Xiao Xi's Gift Shop adalah kaus kaki seharga 1,6 yuan atau sekitar Rp3.400.

Iklan ini kemudian hilang, setelah beberapa saat tayang. Tak jelas betul, apakah iklan tersebut dicabut Taobao atau oleh penjualnya.  

Hidup lebih baik
Dikutip dari laman Business Insider, perkawinan yang diatur dengan uang bukanlah hal yang luar biasa di desa-desa China, salah satunya Linqi. Salah satu wanita Vietnam yang menjalani pernikahan semacam ini adalah Nguyen Thi Hang. "Secara ekonomi, hidup di China ini lebih baik," kata dia.

Linqi merupakan salah satu kota di provinsi miskin di China. Perdagangan pernikahan ini tumbuh di sana seiring tingginya kebutuhan para pria di pedesaan ini akan istri. Di sini, para pria kesulitan menemukan istri karena masalah ketidakseimbangan jumlah gender. Hal ini diperparah dengan pembatasan anak di setiap keluarga China.

Hang (31) tiba di Linqi pada November 2013 dan menikahi pria setempat yang berusia 22 tahun. Pernikahan ini dirayakan secara sederhana di kampung halamannya dan di China. "Saya tahu, mereka (keluarga suami) memberikan uang ke keluarga saya. Tapi, saya tidak berani menanyakan ke orangtua saya," kata dia.

Kerabatnya pun meyakinkan Han bahwa orang-orang China perhatian kepada istri-istri mereka. "Kata mereka, saya tidak perlu kerja keras lagi. Menikmati hidup," imbuhnya sambil tersenyum lebar di antara anak-anak yang membeli permen ke warungnya.

Suami Han adalah pekerja konstruksi yang kerap pergi. Mertua Han, Liu Shuanggen mengatakan bahwa orang Vietnam mirip seperti orang China. "Mereka mau kerja apa saja dan mau kerja keras. Sulit mencari istri di sini karena perempuan sangat sedikit," jelasnya.

Mayoritas keluarga China menghadapi tantangan selama beberapa dekade, yakni lebih memilih anak laki-laki dan mengaborsi janin perempuan. Menurut statistik pemerintah, perbandingan kelahiran anak laki-laki dan perempuan adalah 118:100.

Akibatnya, keluarga perempuan biasanya meminta 'uang pengantin' yang tinggi ke keluarga mempelai laki-laki. Yang susah kemudian adalah keluarga laki-laki yang miskin di pedesaan.

"Untuk menikah, keluarga perempuan sering meminta mobil atau rumah. Menikah jadi lebih gampang bagi mereka yang kaya," kata warga China lainnya, Wang Yangfang.

Sementara keluarga dari Vietnam hanya meminta uang yang lebih sedikit. Perdagangan manusia yang dibalut pernikahan inipun jadi praktik yang menjamur.

Foto: Shanghaiist.com


Biasanya, seorang wanita Vietnam ini 'dihargai' hingga 20 ribu yuan atau sekitar Rp43 juta. Dalam beberapa tahun terakhir, lebih dari 20 wanita Vietnam yang tinggal di sekitar Linqi.

(im/im)

Komentar

Recommended

What Next

More From Digital Section