Dalam waktu sebulan, Pokemon Go dikabarkan sukses meraup Rp167,5 triliun.
By Adhi 15 Agustus 2016 15:48Money.id - Hanya dalam satu bulan pasca peluncurannya, Pokemon Go langsung dinobatkan sebagai game paling populer sepanjang sejarah.
Bagaimana tidak? Dalam tempo 30 hari, pengguna aktif game besutan Niantic Labs dan Pokemon Company tersebut sudah mampu bersaing dengan pengguna harian Twitter di Amerika Serikat.
Dari segi keuntungan, dalam waktu sebulan, Pokemon Go dikabarkan sukses mendapatkan USD12,8 miliar atau setara dengan Rp167,5 triliun.
Melihat fenomena itu, mengapa sampai saat ini belum ada developer lain yang membuat kembaran atau game yang serupa dengan Pokemon Go?
Alasan pertama tentu franchise Pokemon. Ya, kepopuleran karakter-karakter Pokemon yang sudah tercipta sejak tahun 90an tentu sulit ditandingi oleh tema-tema game baru. Terlebih, setiap tahunnya muncul generasi baru Pokemon dan film-filmnya.
Tak aneh bila Sony atau Rovio (pengembang Angry Birds) mengaku kesulitan menemukan judul baru untuk menyaingi Pokemon Go.
Kedua, adalah teknologi augmented reality (AR) yang sudah diintegrasikan dengan GPS (plus layanan peta Google Maps).
Niantic selaku pengembang Pokemon Go tidak membuat game ini dari nol. Mereka membangun Pokemon Go dari permainan berbasis GPS bernama Ingress yang lebih dulu dikembangkan Niantic ketika masih dimiliki Google.
Perlu diketahui, PokeStop di Pokemon Go adalah lokasi-lokasi portal yang ada di Ingress. Portal yang paling populer di kalangan gamer dipilih menjadi PokeGym.
Akan tetapi, tidak lama lagi, diprediksi akan muncul game-game yang mirip dengan Pokemon Go, terutama game berbasis AR meski tanpa GPS.
Menurut Phone Arena, ada banyak perusahaan pembuat game yang sudah menginstruksikan pegawainya untuk memainkan Pokemon Go agar bisa mengungkap rahasia kesuksesan game tadi.
Intip Kado Istimewa Rafathar dari Kuda Poni Hingga Taman Bermain
Agar Dompet Tak Makin 'Tipis', Lakukan Penghematan dengan Cara Ini
Pemerintah Angkat Bicara Soal Rokok Naik Jadi Rp50 Ribu per Bungkus
Demi Masyarakat, Kemenhub Dukung Eksistensi Transportasi Online
13 Agustus 2016 07:03