Meski menjanjikan penghasilan yang cukup besar, Adit menceritakan bahwa profesi buzzer sejatinya tidak bisa dijadikan mata pencaharian utama. "Untuk sampingan saja, kan bisa dilakuin sambil berkerja," tukasnya.
Sebab, biasanya brand tidak akan secara langsung menyewa buzzer. Mereka menggunakan jasa agensi periklanan untuk terhubung dengan para buzzer.
Nah, di sinilah 'duka' seorang buzzer muncul. "Bayarannya suka telat. Capek juga kita ngejar-ngejar nagihnya, bisa sampai setahun paling lama baru bisa cair bayarannya," ungkap Adit gemas.
Intip Kado Istimewa Rafathar dari Kuda Poni Hingga Taman Bermain
Agar Dompet Tak Makin 'Tipis', Lakukan Penghematan dengan Cara Ini
Pemerintah Angkat Bicara Soal Rokok Naik Jadi Rp50 Ribu per Bungkus