1. HOME
    2. DIGITAL
OJEK ONLINE

Master Harvard & Mantan Bos e-Commerce, Nadiem Pilih 'Ngojek' Online

By Adhi 23 Mei 2016 16:35
Membangun Go-Jek

Meski Go-Jek baru mulai booming pada 2014, sebenarnya Nadiem sudah merintisnya sejak 2011. "Saya ternyata tidak betah kerja di perusahaan orang lain. Saya ingin mengontrol takdir saya sendiri," ujar Nadiem seperti dikutip dari laman Forbes.

Menurut pengakuannya, ide membuat layanan ojek online didapat Nadiem setelah ia berbincang-bincang dengan tukang ojek pangkalan langganannya. Ia menyimpulkan bahwa hampir sebagian besar tukang ojek pangkalan membuang waktunya hanya untuk menunggu pelanggan saja.

Di sisi lain, Nadiem juga melihat kemacetan Jakarta sudah makin tak 'terselamatkan'. Dibutuhkan solusi berupa layanan transportasi --kendaraan roda dua dinilai sebagai yang paling efektif-- untuk membantu warga jakarta. Dari gagasan tersebutlah Go-Jek lahir.

Meski awalnya sulit diterima masyarakat. Nadiem terus berusaha menyempurnakan layanannya. Dan pada 2014, Go-Jek menemukan bentuknya yang paling 'sempurna'.

Hebatnya lagi, tak butuh waktu lama bagi Go-Jek untuk mendapatkan sokongan investasi. Northstar Group, perusahaan investasi asal Singapura melalui anak usahanya, NSI Ventures, diketahui sebagai pemodal utama Go-Jek. Tak tanggung-tanggung, PT Gojek Indonesia 'diguyur' investasi senilai US$200 juta atau sekitar Rp480 miliar oleh mereka.

Kini, Go-Jek mengklaim telah memiliki lebih dari 200 ribu mitra (driver ojek) dan beroperasi di 10 kota besar termasuk Jakarta, Bandung, Bali, Surabaya, Makassar, Yogyakarta, Medan, Semarang, Palembang, dan Balikpapan.

Baca Juga

(a/a)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Digital Section