1. HOME
  2. DIGITAL
DIGITAL

Lima Orang Revolusioner Teknologi Musik di CES 2016

Pameran elektronik tahunan Consumer Electronics Showcase (CES) 2016 menjadi tempat teknologi terbaru di dunia musik disajikan.

By Rohimat Nurbaya 11 Januari 2016 10:02
Kyle Kirkpatrick, CEO dan Pendiri Decibullz (mashable.com,)

Money.id - Musik telah mengisi dunia sejak lama dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan pergi. Studi yang dilakukan Nielsen menyebutkan pada 2014 orang Amerika menghabiskan lebih dari 25 jam setiap minggu mendengarkan musik.

Selain itu mereka juga streaming 164 miliar lagu melalui platform audio dan video pada 2014. Angka tersebut terus meningkat lebih banyak pada 2015.

Saat ini, ajang pameran elektronik tahunan Consumer Electronics Showcase (CES) 2016 menjadi tempat di mana teknologi terbaru di dunia musik disajikan untuk audiophiles dari seluruh dunia.

Ada lima orang jadi otak kreatif di balik penciptaan teknologi terbaru bidang musik yang dipamerkan di CES 2016. Dikutip dari mashable.com, berikut daftarnya.

1. Kyle Kirkpatrick, CEO dan Pendiri Decibullz

Menjadi seorang atlet kadang-kadang cukup menantang. Kyle Kirkpatrick sangat tahu hal ini.

Karena itulah dia membuat Decibullz, speaker mini (earbuds) yang bisa mengikuti bentuk telinga pemakainya sehingga tidak akan jatuh.

"Melakukan hal-hal yang agresif, seperti memantul di trampolin dan bermain skateboard, headphone saya tidak pernah bekerja," kata Kirkpatrick.

"Decibullz dimulai sebagai sebuah proyek untuk memecahkan masalah saya yang tidak mampu melakukan apa yang ingin saya lakukan. Itu hanya hobi memulai bisnis bahkan tidak pernah ada dalam pikiran saya," ujarnya.

Sebelum mengembangkan Decibullz, pria asli Colorado ini adalah seorang pelatih senam elit yang terkenal di kotanya. Namun dia tidak pernah membayangkan menjadi CEO dari sebuah perusahaan teknologi.

"Ketika saya memutuskan untuk memulai bisnis, saya Googling istilah yang paling memalukan seperti, 'Apa yang dimaksud dengan rencana bisnis?' dan 'Cara membuat suatu produk'," ujar Kirkpatrick.

Guna mematenkan merek, dia harus menjual mobilnya. Bagi Kirkpatrick, orang-orang teknologi adalah pesaing beratnya, karena mereka lulusan bisnis, sedangkan dia hanya psikologi olahraga.

2. Olivier Roberdet, Pendiri dan CPO dari Prizm

Roberdet adalah pencipta Prizm, pemutar lagu streaming yang secara otomatis akan menyesuaikan dengan kesukaan penggunanya.

Pria 26 tahun ini mendirikan Prizm bersama tiga rekannya yang juga masih muda-muda sekitar 20 tahunan.

"Tujuannya untuk membuat sesuatu yang keren yang akan disukai dan digunakan orang, bukan karena mereka disuruh, tetapi karena sesuatu yang membuat perbedaan dalam kehidupan sehari-hari mereka," kata Roberdet.

Selain suka bidang rekayasa, Roberdet juga mencintai musik. Dia sangat terpesona pada cara teknologi audio berkembang, khususnya yang terkait dengan layanan streaming musik, yang menjadi pendorong terciptanya Prizm.

"Streaming bagus karena menjadi cara yang termudah untuk mengakses musik, tetapi kemudian masalah baru muncul: Anda memiliki terlalu banyak pilihan," kata Roberdet.

"Jadi Anda meluangkan waktu untuk browsing, tetapi kemudian ini menjadi lebih dari sekadar hobi. Jadi yang masalah bagi saya adalah bagaimana menemukan musik tanpa menghabiskan begitu banyak waktu," ucap dia.

3. Sarah Yule, Pembuat Seaboard RISE

Yule merupakan pembuat Seaboard RISE, keyboard musik yang mengandalkan sentuhan tangan.

Sejak muda Yule sudah terbiasa dikelilingi oleh musik. Dia bahkan pergi untuk menyaksikan Glastonbury Festival pada usia 12 tahun.

Yule menggambarkan kariernya di Roli, perusahaan yang memproduksi Seaboard RISE, sebagai kecelakaan yang menyenangkan.

Dia sebenarnya adalah seorang sound engineer, dengan gelar dari Paul McCartney Liverpool Institute of Performing Arts (Lipa). Karena harus mengurus anaknya jadi dia harus kerja dari rumah.

"Saya lulus dari Lipa 3 hari setelah anak saya berusia satu tahun," kata Yule. "Saya melahirkan dia di tahun kedua dan kembali menempuh ujian ketika ia berusia tujuh minggu. Itu cukup intens tetapi berhasil melakukan semuanya."

Anaknya, kini berusia 12 tahun, telah menjadi salah satu kunci profesionalitasnya. Yule senang anaknya suka teknologi dan mengikuti perkembangan produk Roli.

"Ia benar-benar menyukai Seaboard RISE karena itu produk musik berbasis gesture, dan ia telah tumbuh dalam dunia yang berbasis gesture," kata Yule.

"Menyapu, menekan dan menyentuh benar-benar domainnya. Jadi saya bisa berbicara dengannya secara leluasa tentang apa yang kami lakukan di perusahaan."

Di saat-saat sedang mengalami tekanan kerja, Yule biasanya mengambil Seaboard RISE dan membuat lagu sendiri. Atau kadang-kadang dia membaca buku-buku tentang topik favoritnya: fisika kuantum dan kosmologi.

4. Facundo Diaz, CEO dan Pendiri Vrtify

Facundo Diaz adalah pria asli Buenos Aires dia merupakan CEO Vrtify, sebuah platform virtual reality yang fokus pada peluncuran musik di CES 2016, ia belajar bisnis mulai dari Spanyol ke Puerto Rico, dari Inggris ke Brasil, sampai akhirnya mendarat di Palo Alto, California.

Saat pertama kalinya ia tinggal di AS, Diaz hanya melihatnya sebagai negara lain untuk dieksplorasi.

"Kadang-kadang satu-satunya masalah yang saya miliki adalah bahasa, karena, tentu saja, saya tidak fasih berbahasa Inggris," katanya.

"Tetapi di industri teknologi itu tidak masalah, karena kita berbicara dalam bahasa yang lebih teknis. Saya bepergian di sepanjang kehidupan profesional saya, sehingga tidak masalah bagi saya untuk bergerak," ujarnya.

Empat tahun setelah mendirikan perusahaan pertamanya, sebuah perusahaan bioteknologi yang disebut Nautor Pharma yang bernilai US$ 10 juta, dia menjual ekuitasnya.

Setelah itu, ia mulai berinvestasi di berbagai start-up di seluruh Amerika Selatan, seperti Motion Lab dan Playboard TV. Tidak sampai 2012 Diaz dan mitranya mulai terjun ke dalam dunia virtual reality.

"Kami melihat setiap perusahaan hanya fokus pada game, kemudian dalam pembuatan film. Tetapi tidak ada yang fokus menciptakan pengalaman baru di dunia virtual reality dalam musik," kata Diaz.

"Jadi, kami memutuskan untuk membuat platform virtual reality musik pertama," kata dia.

Diaz tidak asing dengan ide-ide perintis yang besar. Dia tercatat sebagai salah satu yang pertama yang menggunakan paddleboard ke Amerika Selatan, bahkan memiliki sebuah pabrik paddleboard di Argentina.

Tidak hanya dia mewakili tanah airnya di kejuaraan dunia pertama paddleboard, tetapi dia juga memegang rekor dunia untuk mendayung delapan jam dari Argentina ke Uruguay di sungai terluas di Bumi.

5. Douglas Kihm, CEO dan Pendiri Streamz

Percaya atau tidak, Douglas Kihm bukan orang teknologi. Dia tidak menganggap dirinya seorang geek dalam cara apapun dan kadang-kadang bertanya-tanya mengapa ia bahkan dalam bisnis ini.

"Teknologi begitu impersonal," kata Kihm, pendiri Streamz, headphone pertama di pasar dengan pemutar musik Wi-Fi built-in.

Musik mungkin adalah bentuk yang paling pribadi dari media, jadi saya mungkin bahkan tidak akan terjun ke teknologi jika bukan dalam bentuk ini," katanya.

Meskipun Kihm bukan seorang berpengalaman, Anda mungkin kaget dengan semangat dan dedikasinya untuk industri teknologi multimedia, yang dia sudah geluti selama lebih dari 32 tahun.

Perusahaan pertamanya, Axonix, mengembangkan jaringan server multimedia pertama di dunia, dan perusahaan berikutnya, Mozaex, digembar-gemborkan menciptakan server Blu-ray 2D/3D pertama di dunia.

Meski meraih sukses di bidang industri teknologi multimedia, Kihm memberikan kredit kepada para perintis teknologi sebelum dia.

Seperti Nathaniel Baldwin, penemu headphone, Evans & Sutherland, godfather industri komputer grafis, dan Nolan Bushnell, pendiri Atari.

"Ada sebuah komunitas kewirausahaan yang kuat di sini di Salt Lake City," kata Kihm. (poy)

 

(rn/rn)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Digital Section