1. HOME
    2. DIGITAL
INTERNET

IndiHome Mengecewakan, Pengusaha Warnet 'Pindah Hati' ke Provider Lain

Sebenarnya bagaimana dampak regulasi FUP terhadap pelanggan yang bergerak di bidang bisnis warnet?

By Nur Chandra Laksana 10 Februari 2016 18:22
Ilustrasi warnet (reporterlive.com)

Money.id - Kebijakan pembatasan kecepatan internet, alias regulasi Fair Usage Policy (FUP) yang diterapkan oleh PT Telkom Indonesia terhadap para pelanggan layanan IndiHome menuai protes.

Alasan utama Telkom menerapkan kebijakan ini adalah untuk menertibkan pelanggan 'nakal' yang dianggap merugikan pelanggan lainnya. Telkom meyakini bahwa pelanggan yang terkena dampak hanyalah pelanggan heavy user dari sektor bisnis warnet atau pelanggan yang melakukan pelanggaran.

Sementara untuk pelanggan rumahan, diklaim tidak akan terkena dampak. Sebab, secara teknis, batasan kuota hingga 300GB sejatinya terbilang sudah sangat cukup untuk konsumsi normal pelanggan rumah tangga.

Namun begitu , penerapan peraturan yang dilakukan dengan tiba-tiba dan sepihak masih membuat pelanggan geram.

Jika memang benar pelanggan rumah tangga secara teknis tidak terkena dampak regulasi ini. Lalu, sebenarnya bagaimana dampaknya terhadap pelanggan yang bergerak di bidang bisnis warnet (warung internet)?

Tim Money.id mencoba melakukan penelusuran. Dan faktanya, para pemilik warnet mengaku kebingungan untuk menyikapi peraturan baru dari Telkom ini.

Tito, salah seorang pengusaha warnet di kawasan Depok, Jawa Barat, mengaku dengan adanya peraturan FUP ini dia merasa takut bisnisnya akan mengalami penuruan pelanggan.

"Kalo menurut saya, saya keberatan dengan adanya peraturan FUP ini. Takutnya pelanggan saya banyak yang lari. Speed internetnya kan otomatis turun kalau sudah lewat limit 300GB. Nanti pelanggan bisa protes dan kabur kalau internetnya lemot," sebut Tito saat ditemui, Rabu 10 Februari 2016.

Sementara jika harus menaikkan level langganannya ke paket bisnis, Tito memaparkan bahwa biayanya terlalu mahal. Tidak sesuai dengan keuntungan dari bisnis warnet yang dijalankannya.

"Ya, habisnya gimana lagi. Kalau pake paket rumahan saya hanya perlu bayar Rp600 ribu per bulannya. Kalau pake yang coorporate (paket bisnis), bisa kena 4 hingga 5 kali lipatnya saya," keluh Tito.

Oleh karenanya, Tito mengungkapkan jika dirinya kini sedang menimbang-nimbang untuk pindah berlangganan ke penyedia layanan internet lain.

Banyak yang Hijrah >>

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Digital Section