Money.id - Hyatt Hotel mengunggah daftar jaringan hotelnya yang mendapat serangan malware yang ditemukan pada sistem pembayaran pelanggan tahun lalu.

Daftar ini mencakup hotel-hotel di Kanada, Amerika Serikat, Inggris, Yordania, Chili dan Indonesia.

Perusahaan perhotelan tersebut telah menawarkan perlindungan gratis selama satu tahun untuk orang-orang yang menggunakan kartu kredit mereka di salah satu hotel yang diserang.

Dilansir dalam laman BBC, Minggu 17 Januari 2016 jaringan komputer Hyatt terinfeksi malware antara Agustus dan Desember tahun 2015 lalu.

Hyatt yang berbasis di Chicago memiliki 627 properti diportofolio mereka. Disebutkan sebanyak 250 hotel, yang semuanya dikelola langsung oleh yang, sudah terinfeksi.

Dalam sebuah pernyataan, presiden operasional global Hyatt Chuck Floyd mengatakan bahwa pihaknya mendeteksi adanya 'akses tidak sah' terhadap informasi pemilik kartu kredit - termasuk nama pemegang kartu, nomor kartu dan tanggal kadaluwarsa kartu - di restoran, spa, toko golf, tempat parkir dan beberapa front desk dalam jaringan hotel Hyatt.

"Kami meminta pelanggan untuk tetap waspada dan selalu melakukan peninjauan terhadap laporan pembayaran rekening kartu kredit secara ketat," katanya.

Ia menambahkan bahwa kartu kredit sekarang bisa digunakan secara aman dan meyakinkan dalam jaringan hotel usai dilakukan penyelidikan.

Meskipun ia mengatakan perusahaan telah 'bekerja dengan cepat' dengan para ahli keamanan dunia maya dan penegak hukum untuk mengatasi masalah ini, penularan malware tampaknya telah berlangsung tanpa diketahui selama sekitar empat bulan.

Periode berisiko bagi pelanggan yang terkena dampak adalah antara 30 Juli dan 8 Desember 2015, Floyd menulis dalam pernyataannya.

Hyatt sekarang telah bekerja sama dengan sebuah perusahaan keamanan bernama CSID, yang mengkhususkan diri dalam perlindungan identitas dan layanan penanganan penipuan.

Ahli keamanan Brian Krebs mencatat di blognya bahwa jaringan hotel Hilton, Starwood, Mandarin Oriental, White Lodging dan Trump Collection mengalami serangan malware yang mengincar informasi pembayaran pada tahun lalu. (dwq)