1. HOME
  2. DIGITAL

Gurihnya Raup Jutaan Rupiah dari Nge-blog

Memasuki era internet, platform blog mulai dilirik para pemilik brand untuk mempromosikan produk-produk mereka.

By Adhi 11 November 2015 16:00
Ilustrasi (brand-relationshipmarketing.com)

Money.id - Kehadiran internet mengubah perspektif bisnis secara menyeluruh. Dengan internet, dunia bisnis bukan lagi hanya menjadi milik pihak-pihak bermodal besar. Siapapun bisa memulai bisnis dan meraup keuntungan lewat internet.

Memasuki era 2000-an, muncul tren platform website personal yang disebut dengan blog atau weblog. Dimulai oleh Blogger.com pada 1997, platform blog pun kini kian digandrungi oleh para pengguna internet dunia. Sebab, bukan saja dapat dimanfaatkan sebagai media mencurahkan ide, gagasan, atau kreativitas. Melainkan, pada perkembangannya ternyata blog juga bisa dijadikan alat penghasil keuntungan finansial.

Menurut keterangan Karmin Winarta selaku blogger yang memiliki website Fanabis.org, umumnya seorang blogger mulai nge-blog untuk menyalurkan passion menulis. Terlebih, blog merupakan media personal yang pemiliknya bisa menuliskan apa saja yang mereka inginkan.

Namun begitu, terang Karmin, memasuki era 2000-an platform blog mulai dilirik para pemilik brand untuk mempromosikan produk-produk mereka. Selain pertimbangan biaya belanja iklan yang cukup murah, tren pengguna internet yang terus bertumbuh pesat juga menjadi alasan utama para pemilik brand untuk memanfaatkan popularitas sebuah blog.

"Masuk tahun 2000-an, blog makin tren, pertumbuhannya cepat. Kebanyakan kita para blogger awalnya cuma hobi nulis saja. Tapi, seiring dengan berjalannya waktu, mulai banyak brand yang menawarkan untuk bikin konten berbayar," jelas Karmin saat dihubungi, Rabu 11 November 2015.

Untuk urusan tarif, Karmin mengungkapkan bahwa tidak ada kisaran baku. "Dulu pertama kali saya dapat tawaran dari brand (2005) tarifnya di kisaran Rp300 ribu per tulisan. Tapi ada juga yang tarifnya sampai Rp15 juta. Range harganya memang sangat lebar," paparnya.

Lebih jauh ia menjelaskan, besaran tarif seorang blogger bergantung pada popularitasnya di ranah online maupun offline. "Semakin ngetop orang dan blognya, semakin mahal. Biasanya blogger yang bayarannya mahal juga aktif di media sosial dan memiliki banyak followers, atau dia juga eksis di komunitas-komunitas," ujar Karmin.

Karmin sendiri mengaku website-nya (Fanabis.org) saat pertama kali mendapatkan tawaran konten berbayar memiliki rata-rata 3.000 page views (PV) per hari.

"Kalau saya di Fanabis.org lebih umum pembahasannya. Jadi, brand yang masuk juga beragam, mulai dari brand teknologi, operator telekomunikasi, hingga otomotif." katanya.

Meski begitu, Karmin mengatakan bahwa kini tren blog sedikit berubah. Brand mulai lebih tertarik menyasar blog yang bermain di segmen niche market, atau yang konsisten membahas suatu isu tertentu.

"Lebih menguntungkan blog niche yang isinya satu topik tertentu, apalagi sekarang yang populer blog tentang traveling, kuliner dan sport," tutup Karmin. (ita)

Suka Informasi Ini? Klik Like Ini

(a/a)

Komentar

Recommended

What Next

More From Digital Section