1. HOME
  2. DIGITAL

Apple Segera Bangun Pusat Riset di Indonesia

Selain Apple, produsen semikonduktor (chip prosesor) Marvell Tech juga akan membangun pusat riset di Indonesia.

By Adhi 30 Oktober 2015 15:06
CEO Apple, Tim Cook (fastcompany.com)

Money.id - Kunjungan kerja rombongan pemerintah ke Silicon Valley, Amerika Serikat, berbuah manis. Sejumlah perusahaan rakasasa teknologi seperti Microsoft, Google, dan Facebook sudah menyatakan kesiapannya untuk mengucurkan investasi ke tanah air.

Menurut keterangan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani dari sisi investasi di bidang gadget dan komputer, Apple, juga telah menyampaikan rencananya untuk membangun pusat riset dan pengembangan (R&D) di Indonesia. Bahkan, Apple juga mendukung pembangunan tambang timah yang ramah lingkungan di Bangka Belitung.

"Mereka sudah komitmen untuk membangun pusat riset dan pengembangan teknologi mereka di Indonesia serta mendukung revitalisasi tambang timah yang dimiliki negara di Bangka Belitung. Hasil timah tersebut akan menjadi bahan baku dari produk-produk yang dihasilkan oleh Apple," ungkap Franky dalam keterangan persnya, Jumat 30 Oktober 2015.

Selain Apple, perusahaan Silicon Valley lainnya yang telah membangun pusat R&D di Indonesia adalah produsen smikonduktor Marvell Tech. Pusat R&D tersebut merupakan fondasi bagi pengembangan industri semi konduktor di Indonesia.

"Pengembangan molekular chip yang merupakan terobosan teknologi yang memudahkan perusahaan untuk mengembangkan Marvell industri komputer di Indonesia yang powerfull dengan harga yang terjangkau," lanjut Franky.

Beberapa hal yang disampaikan oleh Marvel adalah mengenai kebutuhan industri akan tenaga kerja yang fleksibel, sehingga dibutuhkan aturan ketenagakerjaan yang fleksibel pula. Hal ini akan segera ditindaklanjuti dan dikomunikasikan lebih lanjut dengan kementerian yang terkait.

Dalam paparannya kepada pelaku usaha sektor ekonomi digital, Menkominfo Rudiantara menyampaikan visi Indonesia sebagai negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara dengan total valuasi US$130 miliar atau sekitar Rp1.756 triliun. Salah satu langkah yang akan dilakukan pemerintah adalah menumbuhkan 1.000 teknopreneur pada 2020 dengan total valuasi US$10 miliar atau sekitar Rp138 triliun.

Suka Informasi Ini? Klik Like Ini

(a/a)

Komentar

Recommended

What Next

More From Digital Section