Money.id - Keberadaan internet mempermudah berbagai urusan. Bahkan, untuk urusan mencari jodoh.

Beberapa tahun belakangan ini banyak bermunculan aplikasi kencan online yang digemari banyak pengguna. Salah satu yang paling populer ada Tinder.

Diluncurkan tahun 2012, Tinder merupakan aplikasi pencari jodoh berbasis lokasi geografis. Pada 2014, Tinder berhasil mencatatkan satu miliar swipe per harinya.

Namun sayang, kisah manis Tinder dan aplikasi sejenis lainnya diprediksi tidak akan terulang tahun 2016.

Alasannya, aplikasi kencap di App Store terpantau terus mengalami penurunan pemasukan dalam dua bulan terakhir secara global.

Menurut laporan dari SensorTower, tepat di penghujung 2015, Tinder cuma meraup revenue Rp62 miliar, turun Rp3 miliar dari bulan sebelumnya.

Sedangkan pada November 2015, keuntungan aplikasi buatan Sean Rad itu juga merosot Rp503 juta.

Penurunan keuntungan selama dua bulan berturut-turut juga dialami oleh beberapa aplikasi pencari jodoh lain, seperti Zoosk dan Match.

Nah, jika revenue terus melorot, sepertinya bukan tidak mungkin 2016 akan menjadi tahun kelabu bagi developer aplikasi kencan.

Mereka kemungkinan bakal kalah bersaing dengan penyedia konten on-demand yang juga menguasai aplikasi dengan keuntungan tertinggi di iOS semacam Spotify, Pandora, hingga Netflix dan Hulu.

Sebab dalam dua bulan terakhir, pemasukan mereka konstan naik. Bahkan, revenue Netflix tiap bulannya selama dua periode terus di atas Rp230 miliar. Ekspansi ke 130 negara baru pun jelas bakan memberikan dampak yang tak sedikit. (poy)