Money.id - Celana super pendek, celana ketat, baju tanpa lengan, dan busana serba terbuka menjadi penutup tubuh yang sering digunakan artis ini. Kecintaan pada dunia fashion, membuat Ida Royani menjalankan bisnis fashion yang penuh cerita menarik.

Saat muda, artis lawas era 70-an itu mengaku senang ketika menggunakan pakaian yang serba minim, dan berbusana yang nyeleneh karena sering kali gonta-ganti warna rambut.

(Benyamin dan Ida/Tumblr)

"Jadi, sering dibilang Lady Gaga-nya Indonesia. Soalnya pake boots, hotpants, sebelum berhijab," kata Ida kepada Money.id, baru-baru ini.

Namun cara berpakaian tersebut, diakui lawan main Benyamin S (alm) itu, lantaran tergila-gila dengan fashion. Seiring perkembangan waktu, Ida mulai berubah dan mendalami ilmu agama.

Sabang ke Merauke
Wanita bernama lahir Ida Daniar Royani itu menceritakan, ketika memutuskan berhijab, banyak tantangan yang dihadapi. Keputusannya berhijab ternyata memengaruhi perjalanan bisnisnya kala itu.

Di era 70-an, kata Ida, masih minim wanita berhijab. Mereka yang mengenakannya, kerap dipandang aneh. Lambat laun, rancangan busananya mulai dilirik retail besar, yaitu Sarinah.

(Desain era 80-an/Instagram)

"Pertama kali jual di sana (Sarinah). Banyak yang bertentangan kok baju muslim warnanya hijau, kuning merah, kan mesti putih. Nah, aku mikir siapa yang bilang gitu, akhirnya model macam-macam. Lalu jadilah (busana) muslim dengan baju modern," jelas Ida.

Ya, ibu desainer muda Jenahara itu mengaku sangat berjuang dalam berhijab. Saat itu, kata Ida, jarang ada perempuan yang berani tampil di depan umum, dalam keadaan tertutup.

"Saya benar-benar fight sendirian (untuk berhijab). Dulu kan orang nggak tahu baju muslim kayak apa, paling cuma nenek-nenek doang."

(Desain Ida Royani/Instagram)

Kini perjuangannya berbuah manis. Ida berhasil menjadi pelopor busana muslim di Indonesia. "Akhirnya banyak (pelanggan suka dengan desain Ida) dari Sabang sampai Merauke," kata Ida.

Ida yang sudah menjadi desainer lebih dari 30 tahun itu menjual busana muslim dari bahan tenun. "Aku lebih banyak (produksi busana muslim dari bahan) dalam negeri. Aju jual baju tenun karena kita ini sebenarnya jadi raja di negara sendiri." (ita)