Money.id - Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Komisaris Besar Umar Fana mengatakan, pihaknya telah bekerjasama dengan Dinas Sosial, terkait dugaan keterlibatan dua artis cantik, Nikita Mirzani dan PR dalam kasus perdagangan orang.

"Kerjasama dengan Dinsos ini biar diajarkan jahit dan lainnya, karena aturannya memang seperti itu. Kami sudah kirim surat ke Depsos," kata Umar di Gedung Bareskrim, Jakarta, Jumat 11 Desember 2015.

Nikita dan PR sudah diserahkan ke Dinsos di kawasan Cipayung untuk menerima assement, untuk menentukan apakah mereka tetap di Dinsos atau dikembalikan.

"Namun tetap dengan pantauan dinas sosial agar mengembalikan mental mereka dalam masyarakat," ujar Umar.

Nikita dan wanita berinisial PR yang disebut-sebut adalah Puty Revita (finalis Miss Indonesia 2014) dalam kasus ini hanya sebagai korban atas tindak kriminal yang dilakukan tersangka O dan F.

"Karena di undang-undang TPPO korban mengetahui atau tidak mengetahui perbuatan itu, tetap tidak bisa jerat dan yang dijerat adalah perantaranya dalam hal ini O dan F yang mengambil keuntungan dari transaksi pembayaran itu," jelas Umar.

Umar menegaskan para tersangka akan ditindak Pasal 2 Tahun 2008 yaitu mendapat keuntungan secara ekonomi, dengan cara eksploitasi seksual terhadap korban. Ancaman hukumannya minimal tiga tahun dan maksimal 15 tahun.

Denda minimal Rp120 juta dan maksimal Rp600 juta, serta konsumen akan dikenakan Pasal 12 dengan ancaman hukuman yang sama.

Dalam kasus ini, kuasa hukum Nikita, Partahi Sihombing mengatakan keberadaan Nikita di hotel tersebut untuk mendiskusikan pekerjaan dengan Ahmad Dhani.

"Nikita sudah menjelaskan pada saya kronologis singkatnya. Ia bilang pada saya bahwa disana ia sedang menunggu Ahmad Dhani untuk berdiskusi soal pekerjaan. Tapi Dhani tidak datang," kata Partahi. (el)