Money.id - Membeli kendaraan baru memang memiliki kelebihan tersendiri jika dibandingkan dengan membeli kendaraan bekas. Selain kondisi yang prima, keunggulan lainnya seperti servis yang harus dilakukan pun lebih terkontrol dan mudah.

Namun, banyak pemilik kendaraan baru masih bingung soal penggantian oli pada kendaraan mereka. Beberapa produsen kendaraan menyarankan kita mengganti oli mesin setiap 5.000 hingga 8.000 kilometer.

Tetapi benarkah harus selalu seperti itu? Jawaban terbaiknya adalah membaca buku manual mobil Anda. Karena di dalam buku tersebut terdapat rekomendasi terbaik tentang kapan sebaiknya mengganti oli mesin mobil.

Jika punya mobil model terbaru, Anda bahkan cukup menggantinya dua kali dalam setahun. Itu jika Anda berkendara tidak lebih dari 24.000 km dalam setahun, seperti dilansir dari laman BussinesInsider, Minggu 17 April 2016.

Namun jika Anda sering bepergian jarak jauh, bisa menambah frekuensi mengganti oli mesin menjadi lebih sering.

Bagi sebagian besar mobil baru, terutama mobil mewah, Anda bahkan tidak perlu sering memeriksa oli mesin. Beberapa jenis mobil mewah bahkan tidak memungkinkan Anda untuk melakukan pemeriksaan oli mesin secara manual.

Masalahnya, mobil-mobil seperti itu semuanya dipantau secara elektronik dan akan mengingatkan Anda jika sudah waktunya mengganti oli mesin.

Ada berbagai faktor lain yang menyebabkan mobil baru atau terbaru butuh ganti oli mesin lebih dari dua kali dalam setahun.

Seperti jika Anda mengemudikan mobil dalam kondisi cuaca ekstrem, atau jika Anda berkendara dengan agresif, yang membuat mesin bekerja lebih keras.

Salah satu hal terbaik dari memiliki mobil model baru adalah bahwa Anda bisa melupakan beberapa masalah pemeliharaan yang sering menghampiri mobil model lama.

Dua kali setahun seharusnya baik-baik saja. Kecuali jika mobil mulai mengeluarkan suara yang kasar, mesin cepat panas, atau lampu peringatan oli di dasbor tidak menyala. Jadi tidak semua mobil harus ganti oli mesin setiap 5.000 sampai 8.000 km. (poy)