1. HOME
  2. NITELIFE
NITELIFE

Feranita Kenari, Bartender Wanita Nomor Satu di Heineken Star Serve

Tugas utama bartender hanya menyajikan bir ke konsumen dan menjaga cita rasa saat disajikan.

By Abdul Kharis 16 Maret 2016 16:41
Feranita Kenari saat menjadi grand finalis di kompetisi bartenderr Heineken, Rabu, 16 Maret 2016

Bartender atau pelayanan bar kebanyakaan adalah laki-laki. Belum banyak wanita yang memilih profesi ini.

Ketika seorang wanita menjadi bartender, tentu itu pilihan yang berani, sebab dia akan berhadapan dengan cibiran orang yang memandangnya dengan sebelah mata.

Tetapi tunggu dulu, tugas utama bartender tidak hanya menyajikan bir ke konsumen dan seorang bartender harus menjaga cita rasa minuman saat disajikan.

Feranita Kenari, 23 tahun, merupakan wanita muda yang menjadi seorang bartender. Dia telah menjadi bartender nomor satu di wilayah Jakarta dan menjadi peserta wanita satu-satunya yang masuk sampai babak grand final di kompetisi bartender Heineken.

Dia menceritakan kisahnya sebagai seorang bartender kepada Money.id, saat ditemui di kompetisi bartender yang diselenggarakan oleh Heineken di Gedung Salihara, Rabu malam, 16 Maret 2016.

Feranita menjelaskan alasan dia menjadi bartender. "Awal mau menjadi bartender didorong karena keingintahuan yang sangat besar tentang minuman dan cara pembuatannya. Dan juga, kalau lihat para bartender bikin minuman kayanya seru banget," ucap Feranita.

Menurut Dia, menjadi bartender itu tidak semudah yang orang lihat, semua urusan di bar itu berhubungan sama bartender.

Dia bekerja sebagai bartender di Cazbar, Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Feranita sudah berprofesi menjadi bartender selama lima tahun, semenjak lulus SMA.

Setelah lulus SMA, Feranita langsung berjuang untuk bertahan hidup dengan menjadi bartender di 'kerasnya' kota Jakarta. Berbeda dengan sebagian temannya yang masih bisa meneruskan ke perguran tinggi dan mendapatkan uang dari orang tua.

Sebelum menjadi bartender, Feranita terlebih dahulu menjadi waitress selama 1,5 tahun di Cazbar. Setelah itu baru diangkat menjadi bartender. Total sudah 6,5 tahun dia bekerja di Cazbar.

Sebagai bartender, Feranita digaji Rp4 juta per bulan. Sedangkan untuk transpor diberi uang taksi untuk berangkat dan pulang kerja oleh pihak kantor. Kalau digabung dengan tips dari konsumen, penghasilan bersih mencapai angka Rp5 juta.

Memang bartender dipandang sebelah mata, tetapi Feranita merasa acuh dengan hal tersebut. "Tidak mau mikirin omongan orang, saya santai kok menikmati pekerjaan ini. Selain itu, senang juga ketemu orang-orang baru setiap hari," kata Feranita.

"Jadi tetap akan saya jalani menjadi bartender, walaupun orang lain berpikir jelek. Pekerjaan saya bukan urusan mereka. Enggak usah dipikirin omongan orang, mending menyajikan bir ke para pelanggan."

Bagi Feranita, menjadi bartender bukan hal yang buruk, karena tidak mencuri atau merugikan orang lain.

"Kalau mereka berpikir 'jelek' tentang bartender, datang saja ke bar dan lihat bagaimana pekerjaan seorang bartender," tutur Feranita.

Meski demikian, Feranita menyadari bekerja sebagai bartender juga memilik dampak buruk bagi dirinya, seperti terpapar angin malam yang tidak baik bagi tubuh. Tetapi, dia menganggap itu sebagai risiko pekerjaan.

"Untuk menjadi bartender hanya memerlukan dua hal, yaitu mau belajar dan siap capek kerja," kata Fera. (poy)

(ak)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Nitelife Section