Money.id - Demi terus mempertahankan inti perusahaan mereka, nampaknya Yahoo rela melakukan apa saja. Sebab, baru-baru ini Yahoo kepergok telah menjual tanah mereka di kawasan Santa Clara ke sebuah perusahaan asal Tiongkok, LeEco.

Dilansir dari laman Bizjournalis, LeEco membeli tanah seluas 19,6 hektar dari Yahoo dengan harga US$250 juta, atau sekitar Rp3,3 triliun. Dengan ini Yahoo berhasil mendapatkan keuntungan kira-kira dua kali lipat, karena mereka membeli tanah tersebut dengan harga US$106 juta, atau sekitar Rp1,4 triliun pada 2006 silam.

Dengan pembelian ini, LeEco seperti menunjukkan keseriusan mereka untuk merambah pasar Amerika dengan serius. Bahkan, perusahaan yang bergerak di bidang penyedia layanan streaming video, pembuat barang elektronik konsumer, serta mobil bertenaga listrik ini sudah mengajukan surat izin membangun gedung untuk bakal calon 1.200 pekerja mereka.

Analis teknologi bernama Rob Enderle menilai langkah ini penting untuk menentukan keseriusan LeEco untuk masuk ke pasar Amerika.

“Mereka sadar tidak akan bisa sukses di AS jika tidak secara besar-besaran menunjukkan eksistensinya. Semua dimulai dari Lenovo dan kini merambat ke perusahaan China lainnya yang mulai membeli properti di AS. Semua ini baru awal sebuah cerita saja,” kata Enderle berkomentar.

Sementara iut, untuk Yahoo sendiri, penawaran penjualan perusahaan inti mereka mengalami kebuntuan. Bahkan saat ini hanya tinggal satu perusahaan yang sudah mengajukan penawaran untuk membeli perusahaan tersebut. (poy)