Money.id - Komisi Pemberantasan Korupsi kembali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) pada Kamis malam, 31 Maret 2016. Dalam satu hari, tim KPK menangani dua kasus berbeda.

Selain menangkap pihak swasta yang berusaha menyuap jaksa Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, tim satuan tugas KPK juga menangkap anggota DPRD DKI Jakarta.

Pimpinan KPK membenarkan ada penangkapan terhadap sjeumlah orang, termasuk anggota DPR DKI Jakarta. "Iya benar," kata Ketua KPK Agus Rahardjo, melalui pesan singkat kepada wartawan, Kamis, 31 Maret 2016. Namun, Agus tidak menjelaskan identitas mereka yang diamankan itu.

Malam sebelumnya, KPK telah menyegel sejumlah ruangan di DPRD DKI Jakarta. Ketiga ruangan yang disegel yakni ruang pimpinan Komisi D, ruang Wakil Ketua DPRD DKI Muhammad Taufik, dan ruangan kontrol CCTV.

Anggota DPRD DKI yang tertangkap tangan oleh tim KPK diduga berinisial MS. Namun, hingga kini KPK belum memberikan keterangan mengenai identitas pihak-pihak yang terjaring OTT tadi malam.

Dalam tayangan stasiun Metro TV, yang kemudian disebarkan di YouTube oleh akun Nurie Martapura, tampak seorang pria mirip Ketua Komisi DPRD DKI Jakarta, Mohammad Sanusi, keluar dari mobil Jaguar berwarna gelap. Namun, pelat mobil itu tidak jelas nomornya. Pria mirip Sanusi itu dikawal 4-5 orang.

Dalam tayangan itu, pria mirip Sanusi dan pengawalnya membuka bagasi dan mengeluarkan sejumlah tas besar. Mereka buru-buru masuk ke dalam lift di gedung KPK, setelah mengeluarkan tas. Hingga hari ini belum terkonfirmasi apakah pria yang muncul di gedung KPK itu adalah Sanusi, politikus Partai Gerindra.

Anggota Majelis Kehormatan sekaligus Ketua Bidang Advokasi Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra, Habiburokhman, menegaskan pihaknya akan memberikan sanksi pemecatan bagi seorang kadernya, yang ditangkap oleh KPK. Kader Gerindra sekaligus anggota DPRD DKI Jakarta, yang tertangkap dalam operasi tangkap tangan (OTT) diduga berinisial MS.

"Jika benar MS yang tertangkap OTT, kami akan mengambil tindakan tegas. Sanksi yang akan diberikan adalah sanksi terberat, yaitu dipecat sebagai anggota partai Gerindra," ujar Habiburokhman lewat keterangan tertulis, Jumat 1 April 2016.

Habiburokhman mengaku terkejut atas kabar operasi tangkap tangan KPK terhadap MS. Ia mengaku akan mengklarifikasi kabar tersebut ke KPK.

"Saya, selaku anggota Majelis Kehormatan DPP Partai Gerindra, akan mengecek ke KPK untuk mendapatkan informasi secara detail dan resmi. Perlu digarisbawahi, Gerindra tetap dalam posisi mendukung KPK untuk melaksanakan tugasnya melakukan pemberantasan korupsi dengan baik," kata dia.