1. HOME
  2. NEWS
NEWS

Panasonic dan Toshiba Hengkang dari Indonesia, Salah Siapa?

Pabrik yang akan ditutup berada di Cikarang, Bekasi Jawa Barat dan Pasuruan, Jawa Timur.

By Rohimat Nurbaya 3 Februari 2016 13:15
Panasonic (www.japantimes.co.jp)

Money.id - Perusahaan raksasa elektronik asal Jepang, Panasonic dan Toshiba menutup tiga pabriknya di Indonesia.

Penutupan pabrik yang berlokasi di Cikarang, Bekasi dan Pasuruan, Jawa Timur dilakukan dalam kurun waktu Januari - Maret 2016.

Kabar pertama tutupnya dua perusahaan raksasa asal Jepang itu datang dari Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Said Iqbal.

Toshiba akan menutup pabrik televisinya di kawasan industri EJIP Cikarang. Pabrik tersebut tidak akan beroperasi lagi mulai April 2016. Nantinya, Toshiba akan tinggal menyisakan investasinya di Indonesia berupa pabrik printer di Batam.

"Penutupan pabrik televisi Toshiba menyebabkan hampir 900 orang buruh berpotensi menjadi korban PHK (Pemutusan Hubungan Kerja)," kata Iqbal di Jakarta, Rabu 3 Februari 2016.

Kemudian Panasonic akan menutup dua pabriknya. Pertama, pabriknya yang berada di Pasuruan, Jawa Timur yakni Panasonic Lighting Indonesia (PLI). Pabrik yang memproduksi lampu dan alat-alat listrik itu sudah ditutup pada awal Januari 2016.

Kemudan pabrik Panasonic lainnya yang akan ditutup lokasinya di Bekasi. Penutupan dilakukan pada bulan ini, yakni Februari 2016. "Penutupan ini akan mengakibatkan sekitar 600 orang buruh kehilangan pekerjaan," kata Iqbal.

Akibat penutupan tersebut, Panasonic tinggal menyisakan tiga pabrik di Indonesia, yakni Panasonic Manufakturing Indonesia, Panasonic Energy Indonesia merupakan produsen baterai dan Panasonic Healthcare memproduksi alat kesehatan.

Iqbal menambahkan, berdasarkan data diterima KSPI dan FSPMI, selain jumlah tadi ada sekitar ribuan lainnya yang terancam PHK, total 2.145 buruh kehilangan pekerjaan akibat ditutupnya dua pabrik itu.

Salahkan pemerintah

Dikutip dari laman Merdeka.com, Iqbal menyebut, tutupnya dua perusahaan Jepang tersebut imbas dari paket kebijakan ekonomi Presiden Joko Widodo yang dinilai tidak tepat dan efektif.

Iqbal menilai kebijakan ekonomi itu merupakan sinyal negatif terhadap investasi, padahal sebelumnya sudah mulai terasa.

"PHK ini terjadi saat kebijakan itu keluar. Jadi paket kebijakan itu tidak efektif. Kita mendesak ulang tentang kebijakan itu dan apa retorikanya," kata Iqbal.

Iqbal meminta supaya Pemerintah bersungguh-sungguh dalam tingkat pengawasan, pelaksanaan, kebijakan, dan tidak dalam paket kebijakan mercusuar.

"Kita meminta kepada Pemerintah untuk tidak langsung mem-PHK. Tetapi bisa saja mengurangi shift, merumahkan dan hanya dibayar tunjangan gaji pokok saja, atau mengurangi hari kerja," ujarnya.

Tanggapan pemerintah

Sementara itu, pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengaku tidak tahu terkait penutupan dua pabrik raksasa elektronik asal Jepang itu.

Pemerintah secara tegas mengaku bahwa sampai saat ini belum mengetahui berita penutupan pabrik Panasonic dan Toshiba. "Saya belum tahu datanya, nanti saya tanya dulu," ujar Darmin.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengaku belum memperoleh informasi mengenai penutupan pabrik Panasonic dan Toshiba di dua lokasi itu. "Saya belum dapat info itu," ujar dia.

Franky menegaskan belum ada perusahaan yang bakal hengkang dari Indonesia. Dia berjanji akan memperbaiki iklim investasi dengan berbagai kebijakan yang memudahkan investor menanamkan modalnya di Tanah Air.

"Belum ada. Pokoknya kita terus mengundang investor, memperbaiki iklim usaha, merevisi Daftar Negatif Investasi, izin tiga jam, PTSP, insentif tax allowance dan tax holiday," ujarnya. (poy)

(rn/rn)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From News Section