1. HOME
  2. NEWS
NEWS

McDonald Buka Restoran di Wilayah Taliban

Namun para militan Taliban mengaku tidak tertarik.

By Nur Chandra Laksana 9 Mei 2016 08:32
Restoran McDOnald

Money.id - Salah satu restoran cepat saji terkenal di dunia, McDonald, baru saja membuka restoran pertamanya di Quetta, sebuah kota di barat Pakistan yang sebelumnya dikuasai oleh kelompok militan Taliban, seperti dilansir dari laman Times.

Tapi kehadiran McDonald di kota itu tidak lantas membuat para Taliban terkesan. Salah satu anggota militan Taliban mengatakan kepada NBC News bahwa mereka bahkan tidak menganggap itu sebagai makanan.

Padahal semua item menu halal, dan bahkan ada satu menu sejenis shawarma dengan rasa lokal yang disebut McArabia. Pelanggan bisa mendapatkan McArabia hanya di bawah US$3,00, atau skitar Rp40 ribu. Dengan menambahkan minuman dan kentang goreng, harganya masih di bawah US$5,00, atau sekitar Rp66 ribu.

Di negara di mana babi dilarang untuk alasan agama, sosis dan telur McMuffins juga ada di menu -meski sosisnya terbuat dari ayam.

Komandan Senior Taliban Ehsanullah Ehsan, yang merupakan juru bicara salah satu faksi Taliban di Pakistan, tertawa ketika ditanya pendapatnya mengenai jaringan resto cepat saji yang menu andalannya hamburger itu pada Jumat pekan lalu.

"Hahahaha, jadi Anda meminta pendapat saya tentang makanan McDonald," kata pejuang TTP-JA itu. "Ya, saya tahu McDonald dan makanan yang dijualnya. Tetapi kami tidak akan pernah memakannya. Kami bahkan tidak menganggap itu sebagai makanan. Itu bukan makanan kami. Hidup kami keras, di daerah pegunungan yang sulit dan membutuhkan energi dan kekuatan untuk melawan musuh."

Seorang anggota senior Taliban lainnya mengatakan kepada NBC News bahwa dia pernah mencoba makan di McDonald Karachi,. Tapi harganya 'terlalu mahal' dan hambar. Dia mengatakan bahwa para pejuang Taliban lebih suka daging kambing dan nasi.

Namun, ia mengakui bahwa makanan McDonald ‘bagus ketika Anda sedang terburu-buru dan tidak mendapat akses ke makanan yang tepat’.

"Kami tahu itu sebuah perusahaan makanan Amerika dan ulama kami telah melarang mengkonsumsi makanan dan minuman Barat," katanya, mengatakan bahwa ia akan mengunjungi outlet Quetta dengan teman-temannya tapi tidak akan makan di sana.

Quetta sepertinya perlu penyegaran. Sejak invasi Soviet dari negara tetangga Afghanistan pada tahun 1979, Quetta telah bermetamorfosis dari sebuah kota yang terawat menjadi tempat persembunyian pengungsi dari kekerasan yang dilakukan militan paling berbahaya di kawasan itu.

Ibukota provinsi Balochistan yang menjadi target serangan Taliban itu perlahan-lahan mulai stabil dan insiden teror telah menurun lebih dari 60 persen sejak tahun lalu, menurut paramiliter Korps Perbatasan, yang bertanggung jawab atas keamanan kota.

Dr Irfan Tareen, spesialis ahli kulit lokal, mengatakan bahwa McDonald adalah tambahan 'bagus' bagi kuliner Quetta.

"Kami mengharapkan bahwa kota kami akan kedatangan jaringan makanan internasional lainnya juga," katanya.

Baca Juga :

 

 

(ncl/ncl)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From News Section