1. HOME
  2. NEWS
NEWS

Kisah Pilu Korban Perang Vietnam, 47 Tahun Rasakan Sakit Luka Bakar

Seorang gadis kecil berlari telanjang dengan luka bakar di sekujur tubuhnya. Foto itu menyentakkan dunia, 47 tahun lalu.

By Dian Ardiahanni 26 Oktober 2015 15:07
Kim Phuc saat perang Vietnam 47 tahun lalu dan saat ini (CNN)

Money.id - Karya fotografer Nick Ut yang berkisah tentang Perang Vietnam, memperlihatkan salah seorang anak bernama Kim Phuc berjalan meratap ke arah kamera dengan tubuh telanjang, karena pakaiannya telah terbakar. Meski dalam foto tak terlihat jelas, namun sekujur tubuh serta tangannya menderita luka bakar.

Diberitakan Dailymail, Senin 26 Oktober 2015, ketika itu 8 Juni 1972, militer Vietnam Selatan sengaja menjatuhkan bom napalm pada warga di desa Trang Bang, Saigon, tempat Phuc bermukim. Gadis yang saat itu berumur sembilan tahun, berusaha menyelamatkan diri dari ledakan bom sambil menangis menahan sakit sekaligus ngeri. Ia menderita luka bakar di sekujur tubuhnya.

Foto itu menyentakkan dunia dan mendominasi headline media massa, 47 tahun lalu.

"Setelah terbakar, saya tidak pernah naik di pohon dan bermain bersama teman seperti sebelumnya. Keadaan ini, kala itu sangat sulit bagi saya," ucap Phuc yang kini berusia 52 tahun.

Ia mengalami rasa sakit akut yang dipicu oleh bekas luka di ujung sarafnya. Untuk mengatasinya, Phuc tidak melakukan operasi, pengobatan ataupun memiliki dokter yang membantu penyembuhannya. Ia hanya berharap bisa bebas dari rasa sakit suatu hari nanti.

Sebab untuk mengobati, Phuc membutuhkan biaya berkisar antara US$1.500-2.000 atau sekitar Rp20-27 juta. Hingga akhirnya Jill Waibei, dokter dari Miami Dermatology and Laser Institute menawarkan untuk menyumbangkan jasanya saat Phuc berkonsultasi.

Setelah lebih dari 40 tahun, rona bahagia tampak di wajah Phuc karena kini ia bisa menyembunyikan bekas luka di area tubuhnya. Dibawah penanganan Waibei, wanita berusia 52 tahun ini mengikuti serangkaian perawatan laser.

Jenis laser yang digunakan pada bekas luka Phuc ini untuk menghaluskan dan melembutkan kulit keriputnya. Selain itu, laser berfungsi untuk menguapkan jaringan parut tebal di tangan kiri serta leher dan punggungnya.

Dokter pun menciptakan lubang mikroskopis pada kulitnya untuk mempermudah penyerapan krim obat di tiap lapisan jaringan.

Menurut Waibei, sepertiga dari tubuh Phuc mengalami luka bakar serius. "Proses pembakaran api telah menghancurkan kulit serta lapisan kolagennya. Sehingga bekas lukanya hampir empat kali setebal kulit normal," ujar Waibei.

Untuk sembuh total, sambung Waibei, Phuc perlu tujuh tahap perawatan selama delapan atau sembilan bulan ke depan. Meski begitu, dalam pengobatan beberapa minggu yang telah dilalui, Phuc merasa kulitnya mulai mengencang, luka memerah dan timbul rasa gatal pertanda sembuh.

"Memang luka bakar ini rasa sakitnya adalah 10 dari 10, terburuk dari yang paling buruk. Tetapi saya sangat bersemangat untuk bisa sembuh," kata istri dari Toan Huy Bui.

Di luar aktivitasnya sebagai istri dan ibu, diapun menjadi mentor dan duta bagi Perserikatan Bangsa-Bangsa. Setiap tahun, dia keliling dunia untuk berbagi kisahnya bertahan. Tujuannya tak lain adalah membangkitkan kesadaran, betapa brutalnya perang.

Phuc juga mendirikan Kim Foundation International, badan amal yang membantu anak-anak yang menderita karena perang--seperti dirinya, berpuluh-puluh tahun lalu. Kegiatan badan amal ini antara lain membangun rumah sakit, sekolah, rumah untuk anak-anak yang yatim piatu. Phuc ingin mendedikasikan hidupnya untuk misi pelayanan itu.

"Itulah kenapa saya sangat bersyukur dengan adanya foto itu. Kini, saya bisa bekerja dengan foto itu untuk perdamaian," kata dia.

Perempuan itu kini tinggal di luar Toronto, Kanada dan menjadi istri serta ibu dari dua anak laki-laki. Phuc dan suaminya mendapat suaka dari Kanada, lebih dari 20 tahun yang lalu. "Saya senang, Kanada sudah menjadi rumah kedua saya," kata dia. (dwq)

(da/da)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From News Section