Money.id - Gloria Natapradja Hamel awalnya sangat kecewa, saat mengetahui kalau dia gagal menjadi anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) di Istana Negara. Namun di balik kesedihannya itu, ada kedewasaan yang ditonjolkan Gloria.

"Jika dikatakan sedih, saya pasti sedih. Tapi ini adalah titik balik bagi saya untuk bangkit. Saya banyak belajar dari masalah ini. Saya bangga telah menjadi anggota Paskibraka, meskipun tidak bisa melanjutkan mengibarkan sang saka Merah Putih di Istana Negara," kata Gloria seperti dikutip laman Kemenpora, Kamis 18 Agustus 2016.

Paskibraka bagi Gloria bukan sekadar anggota pengibar bendera. Gadis berusia 16 tahun itu memiliki pandangan berbeda pada Paskibraka.

(Gloria dan Pelatih Paskibra © 2016 money.id/Instagram)

"Paskibraka adalah bagaimana kita mencintai negeri ini dari hati. Jika kita mencintai negeri ini dari hati maka kita akan berusaha memberikan yang terbaik," ucapnya.

Ya, nama Gloria sempat dicoret sebagai anggota Paskibraka karena terganjal status kewarganegaraan. Ayah Gloria adalah warga negara Perancis, sementara ibunya adalah Warnga Negara Indonesia (WNI).

Terkait hal itu, Gloria mencoba berbesar hati. "Saya menghargai undang-undang yang dibuat dari kita, oleh kita dan untuk kita, dan ini harus kita hargai."

(Gloria dan Menpora  © 2016 money.id/Kemenpora.go.id)

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menyebut bahwa Gloria adalah pribadi yang cerdas dan berkarakter. Nantinya lanjut Imam, pihaknya akan mendampingi Gloria mengurus kewarganegaraan sebagai WNI.

Selain itu, Imam juga menawarkan padanya untuk menjadi duta Kemenpora. "Salah satu duta di Kemenpora nanti untuk memotivasi pelajar Indonesia, agar tidak putus ada dengan apapun kenyataan yang ada di depannya."

Namun, kesedihan Gloria usai setelah upacara peringatan Detik-detik Proklamasi. Setelah bertemu Presiden Joko Widodo, Gloria pun akhirnya diizinkan untuk bertugas sebagai Paskibraka saat upacara penurunan Bendera Pusaka.