1. HOME
  2. INSPIRATORY
INSPIRATORY BISNIS

Wanita Ini Jadi Miliuner Berkat Mixer Warisan Mertua

Kue Lapis Bogor Sangkuriang kini laku keras. Namun, ada kisah jatuh bangun di balik kesuksesan Rizka Wahyu Romadhona mengelola bisnisnya.

By Dwifantya Aquina 13 Oktober 2015 08:03
Rizka Wahyu Romadhona, pemilik Lapis Bogor Sangkuriang (maxmanroe.com)

Money.id - Siapa yang tak tahu Lapis Bogor Sangkuriang. Setiap berkunjung ke kota hujan, banyak orang rela antre untuk mendapatkan kue lapis olahan talas yang sedang naik daun itu.

Di balik kesuksesan bisnis kuliner itu ternyata ada seorang entepreneur muda berbakat yang pantang menyerah dalam menjalankan usaha kulinernya. Ia adalah Rizka Wahyu Romadhona.

Jatuh bangun di dunia bisnis kuliner, tak membuat Rizka mundur. Mantan project manager perusahaan telekomunikasi terkemuka itu justru semakin tekun dalam membangun usahanya.

Outlet Lapis Bogor Sangkuriang yang terletak di Jalan Pajajaran Bogor, selalu penuh sesak oleh pengunjung. Yang mengherankan, meski dikatakan stok habis dan baru akan ada beberapa jam lagi, pengunjung tak beranjak dari toko.

Apa rahasianya?

Kue lapis berwarna kuning dan ungu bertabur keju ini memang lezat dan lembut. Uniknya, kue ini dibuat menggunakan tepung talas sebagai bahan utamanya.

Talas memang merupakan bahan pangan yang banyak dijumpai di Kota Bogor. Rizka juga mengemas bisnisnya sebagai oleh-oleh khas Bogor, dengan kemasan boks yang didesain khusus dan premium.

Dalam kemasannya dicantumkan lokasi pariwisata di Bogor, untuk lapis Bogor rasa Green Tea. Ia bahkan menyertakan peta Bogor di dalamnya. Sungguh sebuah ide yang lain dari biasanya.

Wanita kelahiran Surabaya 15 Juni 1984 ini, merintis bisnis bersama suaminya, Anggara Kasih Nugroho Jati. Pasangan ini sebelumnya sempat berbisnis bakso, sebelum menggeluti usaha kue lapis.

Namun sayang, setelah sekitar tiga tahun berjalan, omzet bisnisnya terus menurun setelah mitranya satu per satu menutup gerai. Rizka pun terpaksa menutup bisnisnya.

Ia juga harus menanggung kerugian sampai harus menjual mobil, motor operasional, dan menunggak pembayaran angsuran rumah hingga empat bulan.

Dalam kondisi kepepet, Rizka dan suaminya memutar otak untuk merintis bisnis baru. Akhirnya terpikirlah bisnis oleh-oleh. Di mata Rizka, Bogor adalah kota wisata yang potensial. Bisa dipastikan, tiap akhir pekan jalanan di Puncak selalu dipadati kemacetan.

“Karena saya dari Surabaya, saya sangat terkesan dengan lapis Surabaya. Lalu terpikirlah untuk membuat lapis Bogor,” ujar Rizka.

Meski mengaku tak pandai memasak, Rizka belajar keras untuk mempraktikkan resep kue lapis dari ibunya. Ia kemudian mengkreasikan kue lapisnya dengan mencari bahan baku lokal yang bisa diangkat, yakni talas.

Rizka memulai bisnisnya dengan modal Rp500.000 dan mixer milik mertuanya. Siapa sangka bisnisnya melaju kencang, hingga akhirnya ia bisa punya pabrik sendiri. Anak-anak putus sekolah pun berhasil direkrut menjadi pegawainya.

Dari skala rumahan, sekarang produksinya sudah mencapai 4.300 kotak per hari, dengan harga per kotak antara Rp25.000-Rp30.000. Dari modal Rp500.000, sekarang omzetnya mencapai miliaran rupiah per bulan.

Itu pun belum memenuhi permintaan pasar yang amat tinggi. Itulah sebabnya, ia masih membatasi pembelian, maksimal lima kotak per orang, bahkan hanya dua kotak di akhir pekan.

 

(da/da)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Inspiratory Section