Money.id - Bagi sebagian orangtua muda, mempersiapkan perlengkapan bayi untuk menyambut anak mereka adalah sesuatu yang wajib.

Tidak heran para orangtua rela menghabiskan jutaan rupiah hanya untuk membeli stoller bayi misalnya. Padahal alat tersebut hanya digunakan beberapa bulan saja.

Oleh sebab itulah, banyak start-up yang memanfaatkan peluang tersebut sebagai sebuah bisnis yang menjanjikan. Salah satunya yang dilakukan oleh David Christian bersama istrinya.

Mengganggap peralatan bayi seperti stroller sebagai kebutuhan gaya hidup orangtua mudah zaman sekarang, dia mempunyai ide untuk menyediakan jasa penyewaan stroller bayi. Namun tentu saja penyewaan stroller berbeda dengan membeli.

Banyak hambatan yang dirasakan oleh David semenjak ia membuka bisnis jasa penyewaan stroller. Berbekal 18 buah stroller bayi, hampir semua stroller yang dimilikinya disewa oleh para pelanggannya.

Dengan sistem peminjaman berdasarkan tanggal yang ditentukan oleh penyewa, terkadang David harus menghadapi kesulitan bila tanggal penyewaan berdekatan dengan penyewa lain.

Bahkan harus sampai bentrok karena pelanggan yang sedang menyewa strollernya harus rela mengembalikan barang tersebut karena ingin disewa penyewa lain.

"Ya suka ada yang protes sih. Karena tadinya mau menyewa stroller agak lama. Tapi karena stroller saya terbatas, jadi mau tidak mau harus bergantian. Menurut saya itulah kelemahan sistem saya yang sekarang," jelas David saat diwawancarai Money.id, Jumat 26 Februari 2016.

Tidak hanya itu, kendala lain yang dirasakan pria berumur 29 tahun tersebut ketika mendapat informasi dari penyewanya yang membawa stroller miliknya ke luar negeri. Beberapa di antaranya pernah rusak akibat pemakaian stroller yang tidak benar.

"Waktu itu pernah stroller saya dibawa sampai luar negeri. Pertama dikasih sih baik-baik saja, tapi entah kenapa penyewa tersebut complain karena dianggap rusak. Setelah saya berikan cara penggunaan yang benar, dia tidak lagi komplain tuh," cerita dia.

Menurutnya ada beberapa penyewa yang kurang bertanggung jawab terhadap stroller yang dipinjamnya. Misalnya beberapa komponen sering hilang, bahkan rusak sama sekali dan mengharuskan penyewa tersebut mengganti stroller bayi dengan yang baru.

"Banyak kok komponen strollernya hilang, sepereti bantalan stroller, lalu seat belt, dan roda yang agak hancur. Bulan lalu bahkan ada yang bawa sampai Singapura, karena ada insiden stroller nyangkut di eskalator, membuat barang tersebut sama sekali tidak bisa dipakai lagi karena hancur. Akhirnya saya minta mereka mengganti full," jelas David.

Kini pebisnis yang sebulannya mendapatkan keuntungan hingga Rp4 juta tersebut harus banyak membenahi sistemnya. Untuk kedepannya, David memiliki rencana untuk menambah stroller bayi baru agar penghasilannya semakin bertambah.

Dia pun berharap toko @sewastrollerjakarta miliknya bisa menjadi toko sewa stroller yang akan sering dicari oleh para orangtua muda.