1. HOME
  2. INSPIRATORY
INSPIRATORY BISNIS

Karier CEO Cantik Yahoo di Ujung Tanduk

Kehadiran Mayer di Yahoo menyebabkan melambatnya pertumbuhan dan perbedaan pendapat internal.

By Azalia Amadea 17 Januari 2016 12:06
Marissa Mayer (newyorker.com)

Money.id - Marissa Mayer, CEO Yahoo saat ini, sedang menjadi sorotan karena kinerja dan harga saham perusahaan teknologi itu menurun dari semenjak dipegang Mayer.

Padahal, sejak ditunjuk sebagai CEO pada 2012 lalu, banyak yang menaruh harapan tinggi di pundak Mayer. Saat itu, orang-orang yakin Mayer mampu mengangkat nasib raksasa teknologi dari keterpurukan akibat persaingan yang ketat.

Tapi tiga tahun telah berlalu dan kehadiran Mayer di Yahoo diwarnai oleh melambatnya pertumbuhan dan perbedaan pendapat internal yang mengarah ke jatuhnya semangat kerja karyawan.

Sekarang, beberapa investor Yahoo menuntut perubahan dalam manajemen, termasuk mengganti Mayer.

Berbekal berita terbaru dan buku Nicholas Carlson, Marissa Mayer and The Fight to Save Yahoo!, dilansir dari laman businessinsider.com Minggu, 17 Januari 2016 berikut adalah kumpulan kisah perjalanan Mayer untuk menjadi salah satu pemain terkuat di Silicon Valley dan kejatuhannya yang terkesan tiba-tiba.

Mayer lahir pada tahun 1975 di sebuah kota kecil bernama Wausau di Wisconsin. Ayahnya adalah seorang insinyur dan ibunya adalah seorang guru seni.

Semasa kecil dia memperlihatkan ketertarikan pada matematika dan ilmu pengetahuan, dan guru-gurunya sangat menyukainya. Meskipun pintar dalam mempresentasikan sesuatu, Mayer dikenal sebagai sosok yang introvert oleh teman-temannya. Bahkan, Mayer pernah menggambarkan dirinya semasa kecil sebagai anak yang pemalu.

Mayer mendaftar di 10 universitas ternama dan semua menerimanya, termasuk Harvard, Yale, dan Stanford. Dia akhirnya memilih ke Stanford, di mana ia pertama kali mengambil jurusan medis, dengan harapan menjadi dokter.

Tapi perspektif hidupnya berubah ketika ia mengambil kelas ilmu pengantar komputer yang disebut CS105. Di kelas ini dia mempelajari sistem simbolis, sebuah jurusan terkenal yang alumninya meliputi Reid Hoffman, pendiri LinkedIn; Scott Forstall yang bekerja untuk Apple; dan Mike Krieger, pendiri Instagram.

Rekan-rekannya mengatakan dia tidak memiliki kehidupan sosial yang luas di perguruan tinggi. Pada saat ia lulus, Mayer sudah mendapat 12 tawaran pekerjaan. Tawaran terakhir datang dari Google, sebuah start-up kecil pada saat itu.

Namun Mayer berencana untuk mengambil pekerjaan di perusahaan konsultan manajemen McKinsey pada saat itu. Plus, ketika dia melakukan analisis sendiri, peluang Google untuk bertahan hidup hanya sekitar 2%. Tapi ia terpesona oleh orang-orang di Google, dan berpikir dia akan belajar lebih banyak di sana. Akhirnya dia mengambil tawaran Google dan bekerja di sana selama 13 tahun.

Mayer ternyata suka bekerja di Google. Selama dua tahun pertama di Google, ia bekerja 100 jam seminggu secara teratur. Dia juga melanjutkan mengajar di Stanford untuk beberapa tahun pertama ketika di Google.

Karier Mayer di Google meningkat dengan cepat. Dimulai dari sebagai karyawan paruh waktu di tim user interface Google, Mayer kemudian menjadi seorang manajer produk, dan pada tahun 2003 bertugas di produk konsumen Google, termasuk produk intinya, Google Search.

Mayer konon juga sempat menjalin kisah asmara dengan Larry Page, pendiri Google. Hubungan itu begitu tersimpan rapi dan mereka tidak menunjukkan kemesraan di kantor. Seseorang yang dikenal dekat pernah menggambarkan hubungan itu sebagai 'dua orang pendiam yang pacaran secara diam-diam'.

Mayer ditunjuk sebagai vice president untuk Google Search pada tahun 2005. Pada saat itu, ia sudah menetapkan agenda untuk pertemuan produk yang melibatkan Larry Page. Mayer adalah bagian dari sekelompok kecil eksekutif papan atas, yang disebut 'komplotan rahasia', menurut Steven Levy yang menulis sebuah buku tentang Google.

Dia sangat hebat dalam menghadapi pers dan media mencintainya. Ada rumor bahwa Google menjalankan tim PR yang terpisah hanya untuk Mayer. Namun itu tidak benar, tetapi Google memang memiliki sekelompok orang PR yang diberi tugas untuk mempromosikan kariernya.

Mayer menguatkan citra dirinya di hadapan publik dengan memperlihatkan kekayaannya secara mencolok. Dia membeli penthouse suite seharga US$ 5 juta di Four Seasons di San Francisco. Dia juga membeli rumah dekat kampus Google di Mountain View. Setiap menghadiri acara penting, dia sering mengenakan gaun hasil rancangan desainer kondang Oscar de la Renta.

Tapi perhatian obsesif terhadap detail dan gaya manajemen data yang dia terapkan menciptakan beberapa musuh di Google. Seorang desainer terkenal bernama Doug Bowman berhenti karena Mayer. "Saya sudah bosan berdebat tentang masalah desain yang sangat remeh. Ada masalah desain yang lebih menarik di dunia ini yang perlu dikerjakan," kata Bowman saat itu.

Ketidakpuasan terus tumbuh secara internal. Salah satu pegawai Google yang paling kuat yang tidak suka dengan Mayer adalah Amit Singhal. Dia adalah orang di belakang algoritma yang menghidupkan mesin pencari Google. Singhal langsung menghadap ke Larry Page dan memintanya untuk menendang Mayer dari tim Google Search.

Mayer akhirnya dipindah ke tim yang mengelola Google Maps dan produk lokal. Dia masih salah satu eksekutif puncak Google, tetapi beberapa orang menganggap itu sebagai 'penurunan jabatan'. Karena dia tidak lagi bertanggung jawab atas produk yang paling penting di Google, yaitu Google Search.

Pada tahun 2011, karier Mayer di Google akan segera berakhir. Tapi kesempatan besar lain datang ketika dewan direktur Yahoo ingin dia menjadi CEO baru. Saat itu Yahoo juga membidik Nikesh Arora, yang kemudian menjadi direktur bisnis di Google dan Eddy Cue, senior vice president Internet Software and Services di Apple.

Beberapa orang Yahoo sebenarnya keberatan untuk mempekerjakan Mayer karena dia tidak memiliki banyak pengalaman mengelola keuangan bisnis. Mayer lebih dikenal sebagai orang produk dari seorang CEO operasional. Meskipun begitu, dewan direktur Yahoo akhirnya sepakat menjadikan Mayer sebagai CEO Yahoo berikutnya.

Mayer mulai bekerja di Yahoo pada bulan Juli 2012. Dengan harapan yang begitu tinggi sehingga orang-orang Yahoo membuat poster Mayer yang didesain menyerupai gaya kampanye Presiden AS Barack Obama yang bertema 'Hope'.

Mayer segera melakukan perombakan manajemen Yahoo dan membawa orang-orangnya sendiri. Selama tahun pertamanya, saham Yahoo naik dari US$ 15,74 per lembar menjadi sekitar US$ 28 di bulan Agustus 2013.

Tetapi beberapa keberhasilan tersebut lebih banyak disebabkan kepemilikan sebagian Yahoo di Alibaba. Sampai Alibaba go public pada tahun 2014, posisi Mayer aman karena Yahoo adalah salah satu dari beberapa perusahaan yang berinvestasi di raksasa e-commerce asal Tiongkok tersebut.

Setelah Alibaba go public, Mayer dan perusahaan berencana untuk menjual sisa saham Yahoo dan berharap bisa menghindari kewajiban membayar pajak penjualan.

Meski begitu, Mayer dianggap mampu meningkatkan beberapa desain produk dan lalu lintas Yahoo ke aplikasi inti secara drastis. Beberapa orang mengatakan ia mengubah budaya internal di Yahoo dan membawa kembali kegembiraan di dalamnya.

Tapi pendapatan bisnis inti Yahoo sulit naik dan selama beberapa bulan terakhir, Mayer mendapat sorotan dari investor Yahoo.

Pada September 2015, investor ketakutan ketika badan pajak AS, IRS, menolak untuk mengabulkan permintaan Yahoo agar penjualan saham Yahoo di Alibaba akan bebas pajak. Meski tidak berarti Yahoo harus membayar pajak, tetapi ini menambah ketidakpastian tentang Yahoo, sehingga harga saham perusahaan pesaing Google ini turun 4%.

Beberapa jajaran tinggi Yahoo juga mengundurkan diri, seperti Kathy Savitt dan Jackie Reses. Beberapa yang lain mempertanyakan strategi akuisisi yang dijalankan Mayer, di mana dia menghabiskan sekitar US$ 3 miliar untuk membeli beberapa start-up yang tidak satu pun menghasilkan pertumbuhan yang berarti.

Seorang manajer hedge fund, Eric Jackson, membuat slide 99 halaman yang menjelaskan mengapa Yahoo membutuhkan manajemen baru. Dia menyarankan untuk mengurangi ukuran perusahaan dan membuang bisnis Yahoo seperti mesin pencarian. Pada bulan Januari 2016, aktivis investor Starboard mengirimkan surat menuntut 'perubahan yang signifikan' atas manajemen, dewan direktur, dan strategi Yahoo.

Laporan terbaru mengatakan beberapa karyawan Yahoo kehilangan kepercayaan mereka terhadap kemampuan Mayer untuk mengubah nasib perusahaan. Sumber internal Yahoo kepada Business Insider mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk memberhentikan lebih dari 10% karyawannya dalam beberapa minggu mendatang.

Tekanan rupanya telah memuncak di bahu Mayer, dan jam terus berdetak baginya untuk menyelamatkan Yahoo. (dwq)

(aa/aa)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Inspiratory Section