Jamu dayak buatannya sudah dipasarkan hingga ke mancanegara.
By Dwifantya Aquina 28 September 2015 15:32Money.id - Berparas cantik dan memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tinggi, rupanya tidak membuat Theresa Christya Alfiani (25) berkeinginan untuk bekerja di perusahaan besar. Perempuan lulusan Ilmu Komunikasi di Universitas Diponegoro, Semarang ini lebih memilih untuk berjualan jamu dayak secara online.
Ide ini tercetus karena kebiasaannya mengonsumsi jejamuan. Gadis yang biasa dipanggil Tesa ini merasa, perlu untuk mengenalkan jamu keluarga kepada masyarakat. Terlebih, banyak orang lebih memilih produk instan berbahan kimia yang dapat membahayakan tubuh.
Mulanya Theresa menjual jamu itu hanya dikemas dalam botol tanpa merek dan dijual secara langsung. Lalu info tentang jamu itu pun menyebar dari mulut ke mulut, hingga membuat produk ini dicari dan diminati oleh banyak orang. Hal tersebut meyakinkannya untuk terus menekuni usaha jamu dengan resep turun menurun itu.
Bermodal Rp5 juta, Theresa pun memperbaiki produk jamu, mulai dari kemasan hingga kualitasnya. Olahan tradisional itu lebih dikenal dengan merek Sinok Kemayu yang berarti gadis Jawa yang centil.
Hingga kini, Jamu Sinok Kemayu telah berkembang pesat lewat pemasaran online. Melalui akun Instagram @sinokkemayu_treatment, jamu ini telah memiliki lebih dari 1.000 pengikut.
Bukan hanya pasar lokal, olahan dari rempah itu pun telah bersaing dengan produk dari mancanegara. Ya, produk jamu dayak Tesa juga dipasarkan di Malaysia dan Jerman.
Tak semudah seperti membalikan telapak tangan, Theresa memulai bisnis dengan penuh perjuangan. Sering kali, ia harus merelakan sebagian waktu tidurnya untuk menggodok jamu dalam kuali-kuali besar.
Terkadang ia pun menangis ketika terbayang teman-temannya yang bekerja di kantor. Perempuan berzodiak gemini ini merasa, rutinitas itu lebih menyenangkan, sebab selain pulang sore, ia tetap bisa nongkrong bersama kawan dan tidur lebih awal.
Selepas SMA, Theresa sebenarnya pernah berprofesi sebagai karyawati dengan bekerja di hotel. Semasa kuliah ia juga sempat menjadi pegawai di sebuah kafe dan resto. Namun rasa tidak puas, membuatnya lebih memilih untuk menjadi seorang wirausaha jamu dayak. (dwq)
Laporan: Dian Ardiahanni
Intip Kado Istimewa Rafathar dari Kuda Poni Hingga Taman Bermain
Agar Dompet Tak Makin 'Tipis', Lakukan Penghematan dengan Cara Ini
Pemerintah Angkat Bicara Soal Rokok Naik Jadi Rp50 Ribu per Bungkus
Ini Kata-kata Bijak Bob Sadino yang Menginspirasi Pengusaha
24 September 2015 08:04