1. HOME
  2. INSPIRATORY
INSPIRATIF

Kisah Petani Tiongkok Bantu Soekarno Proklamirkan Kemerdekaan RI

Djiaw mengenal sejumlah aktivis. Saat muncul rencana penculikan Soekarno-Hatta, aktivis PETA kemudian memilih rumah Djiaw.

By Rohimat Nurbaya 10 November 2015 14:00
Djiaw Kie Siong (Foto: wordpress)

Money.id - 10 November merupakan hari pahlawan. Mungkin banyak yang tidak mengenal dengan nama Djiaw Kie Siong. 

Ya, dia seorang pengusaha asal Tiongkok yang ikut membantu duo Proklamator, Soekarno dan Bung Hatta, memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Djiaw Kie Siong merupakan tokoh yang meminjamkan rumah kepada Soekarno saat pengasingan di Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat.

Pada 16 Agustus 1945, sejumlah pemuda menculik Presiden RI pertama, Soekarno. Para pemuda itu adalah Soekarni, Wikana, dan Chaerul Saleh. Mereka dari perkumpulan Menteng 31. Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat kemudian didesak agar mempercepat proklamasi kemerdekaan RI.

Di tempat tersebut terjadi kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr Achmad Subardjo dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan. Semuanya dilakukan di kediaman kecil milik petani keturunan Tiongkok yang akrab dipanggil Babah Djiaw.

(Rumah pengasingan Rengas Dengklok/Foto: disparbud.jabarprov.go.id)

Djiaw sebenarnya jauh dari kegiatan politik. Sehari-hari hanya mengurus sawah yang terletak tidak jauh dari Kali Citarum. Semua dilakukan untuk menghidupi sembilan anak-anaknya. Rumah Djiaw bersebelahan dengan markas PETA (Pembela Tanah Air).

Hal tersebut membuat Djiaw mengenal sejumlah aktivis PETA. Saat muncul rencana penculikan terhadap Soekarno-Hatta, aktivis PETA kemudian memilih rumah Djiaw karena dianggap paling aman.

Djiaw rela memboyong anak-anaknya sementara waktu ke rumah tetangga, letaknya berdampingan dengan rumah baru barunya sekarang. Rumah sementara keluarga Djiaw ini masih berdiri hingga sekarang.

Djiaw bukan hanya seorang keturunan Tionghoa yang peduli terhadap Kemerdekaan Indonesia. Selepas Bung Karno-Bung Hatta meninggalkan rumahnya, Dia tetap peduli pada sejarah bangsa Indonesia.

Foto: wikipedia

Dia berpesan pada anak dan cucunya supaya tetap merawat bagian depan rumahnya, termasuk dua kamar yang ditinggali Bung Karno dan Bung Hatta. Tujuannya, supaya generasi berikutnya dapat melihat bukti-bukti perjuangan para pendahulunya.

Keluarga Djiaw melengkapi rumah itu dengan memajang puluhan foto sejarah perjuangan bangsa Indonesia, termasuk sebuah foto Djiaw di tengah-tengahnya.

Djiaw Kie Siong yang meninggal pada 1964 dalam usia 83 tahun. Dia pernah berwasiat, keluarga yang menempati rumah bersejarah itu harus bersabar. Tidak boleh merengek minta sesuatu kepada pihak mana pun untuk mengurus rumah tersebut.

Foto: Wikipedia

Dia juga berpesan pada keturunannya harus rela setiap hari menunggui rumah mereka demi memberi pelayanan terbaik kepada para tamu yang ingin mengetahui sejarah perjuangan bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan.

Setelah meninggal, nama Djiaw Kie Siong nyaris tidak dikenal atau tercatat dalam sejarah. Mayjen Ibrahim Adjie pada saat masih menjabat sebagai Pangdam Siliwangi, pernah memberikan penghargaan kepada Djiaw dalam bentuk selembar piagam nomor 08/TP/DS/tahun 1961.

(Berbagai sumber)

 

Suka Artikel Ini? KLIK LIKE

Baca Juga

(rn/rn)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Inspiratory Section