1. HOME
  2. INSPIRATORY

Kisah Arif, Raup Untung Ratusan Juta Rupiah dari Modal Rp15 Juta

Kaus yang diproduksinya dijual hingga ke Korea Selatan dan Hong Kong.

By Rohimat Nurbaya 5 Oktober 2015 11:05
Usaha percetakan di Baleendah (Arif Hidayat)

Money.id - Bagi Arif Hidayat (30), menjadi seorang pengusaha tidak perlu persiapan matang. Modal pun seadanya. Dengan Rp15 juta, pria asli Bandung itu mampu membuka usaha percetakan.

Arif hanya butuh persiapan satu bulan untuk memulai usaha. Setelah modal terkumpul, dia langsung membeli peralatan percetakan, seperti meja sablon, meja afdruk, screen dan rakel sablon.

"Saya belajar sablon dari teman saya, beberapa bulan. Lalu, berani buka sendiri," kata Arif saat berbincang dengan Money.id, beberapa waktu lalu.

Sebetulnya, Arif tidak buta sama sekali mengenai produksi sablon kaus.  Semasa SMA, dia sempat mengikuti pelatihan sablon di sekolah.

Setelah buka, usahanya tidak semulus yang dibayangkan.  Pemasaran menjadi masalah pertama Arif. "Usaha percetakan sablon kaus di Bandung, ketat," imbuhnya.

Beruntung, Arif memiliki beberapa kawan yang aktif di komunitas motor dan komunitas musik. Dari merekalah pesanan kaus mulai berdatangan.

"Awalnya, saya membuat kaus dengan desain umum. Akhirnya, membuat kaos berdasarkan order saja," terangnya.

Strategi yang diterapkannya itu memiliki beberapa keuntungan. Pertama, kaus yang dia produksi, tidak bersisa. Kedua, biaya membayar gaji pegawai juga tidak terlalu besar.

"Pegawai saya pekerja lepas semua, jadi dibayar per hari," tutur Arif.

Mayoritas karyawan yang dia pekerjakan adalah tetangganya  kemudian beberapa teman dekat yang tidak memiliki pekerjaan dirangkul supaya mendapat penghasilan.

Dijual ke Korea

Dengan latar belakang penggemar musik, di kepala Arif langsung tecetus ide menyasar komunitas penggemar Iwan Fals dan Slank yang bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Korea Selatan dan Hong Kong.

Peluang itu terbuka karena ada beberapa temannya yang bekerja sebagai TKI di dua negara tersebut. Teknologi seperti Whatsapp dan Facebook mempermudahkan Arif untuk merintis usaha itu.

"Paling banyak disukai di sana kaus bergambar Iwan Fals dan Slank. Desain, saya buat sendiri, seunik mungkin," katanya.

Bersama beberapa temannya di Korea Selatan dan Hongkong, Arif patungan modal untuk meningkatkan jumlah produksi. Adapun keuntungan penjualan, 70 persen untuk Arif dan 30 persen untuk temannya.

"Sama teman, paling penting kepercayaan. Misalnya, keuntungan Rp10 juta. Maka, untuk saya Rp7 juta dan untuk teman saya Rp3 juta," jelas Arif.

Wajar saja Arif meminta 70 persen karena dia harus memikirkan gaji pegawai, membeli bahan-bahan untuk produksi kaus. Belum lagi, dia harus menanggung ongkos pengiriman kaus ke Korea Selatan dan Hong Kong.

"Teman saya hanya memasarkan," ujarnya.

Ribuan kaos

Arif memperkirakan, TKI di Hong Kong saja jumlahnya sekitar 150 ribu orang, ditambah lagi di Korea Selatan. Dia menargetkan 80 persen harus menggunakan kaus yang dia produksi.

Artinya, dia ingin megirim 120 kaus ke dua wilayah tersebut. "Kita mengirimnya juga melalui jasa pengiriman yang ada saat ini, seperti Pos Indonesia, Tiki atau JNE," ucap dia.

Arif menjamin, kaus-kuas yang dikirim tersebut berkualitas tinggi, baik dari segi bahan maupun sablon. Harga, kata dia, tidak akan menipu.

Kepada teman-temannya, Arif memasang harga Rp80 ribu per kaus. Dia mempersilakan jika mereka ingin menjual lebih dari harga tersebut.

"Kalau harga di sana bebas saja, yang penting saya kirim rutin. Setiap minggu harus ada yang dikirim," terangnya.

Ke depan, Arif akan menambah desain baru, tidak hanya kaus komunitas saja. Dia berencana membuat desain kaus yang unik dan menggambarkan Indonesia.

Usaha yang dirintis Arif sudah berjalan sekitar dua tahun. Dia enggan mengungkap berapa keuntungan yang sudah diperoleh dalam kurun waktu itu.

Namun, keuntungan itu cukup untuk membeli aset untuk produksi percetakan, berupa bangunan tempat produksi di Baleendah, Kabupaten Bandung serta dua mobil operasional. "Kalau keuntungan persisnya tidak pernah saya hitung," kata dia.

(rn/rn)

Komentar

Recommended

What Next

More From Inspiratory Section