1. HOME
  2. INSPIRATORY
KISAH INSPIRATIF

Eman, Kiper Satu Kaki Andalan Indonesia di Homeless World Cup 2016

"Kaki saya dari lahir memang sudah cacat. Pas masih kecil, sering (dihina), sedih waktu itu," kata Eman.

By Ita Malau 14 Juli 2016 14:27
Eman saat berlaga di Homeless World Cup 2016 (Diaz Arnan/Istimewa)

Money.id - Kedua kakinya memang tak sama panjang. Jalannya pun tak sempurna. Namun, prestasi yang ditoreh Eman Sulaiman di Homeless World Cup (HWC) 2016 melebihi kebanyakan orang yang lahir dengan tubuh purna.

Eman adalah kiper kebanggaan Tim Nasional Indonesia yang berlaga di HWC 2016 di Glasgow, Skotlandia, Inggris Raya. Meski dengan keterbatasan fisik, Eman ternyata bisa bergerak sigap dan cepat untuk menghalau bola lawan. "Dia seperti peluru. Melesat kesana kemari," komentar salah satu penonton.

Kegigihan Eman dalam menghalau bola-bola bukan hanya isapan jempol. Dalam laga melawan Denmark, 13 Juli 2016, Eman sukses menghalau bola-bola yang ditendang para pemain Denmark yang memiliki postur tubuh di atas rata-rata orang Indonesia. Emang yang dipasang di babak pertama dan kedua tampil begitu cemerlang hingga Indonesia bisa memetik kemenangan 9-4 dari Denmark--yang sebelumnya mengalahkan tuan rumah Skotlandia.

Berkat kegigihannya, panitia laga sepakbola bertaraf internasional itu menganugerahi Eman penghargaan sebagai Kiper Terbaik HWC 2016. "Bentuknya (penghargaan Kiper Terbaik HWC) itu kalung peluit," kata Eman dalam perbincangan dengan Money.id, baru-baru ini.

Dia tak bisa menyembunyikan rasa bangganya karena bisa membela Indonesia di kancah internasional. "Kaki saya dari lahir memang sudah cacat. Pas masih kecil, sering (dihina), dipanggil buntung lah. Sedih waktu itu. Tapi, hari ini saya bisa buktikan bahwa orang yang disebut buntung ini bisa berprestasi melebihi mereka yang lahir sempurna," kata Eman.

Setelah selesai bertanding, Eman kini sibuk melayani permintaan foto bersama dari penonton yang mengaguminya. Penghormatan bagi Eman pun datang dari para lawan.

Bahkan, Eman pun berkesempatan bersalaman dengan Perdana Menteri Skotlandia, Nicola Sturgeon. "Sekarang, saya mah ingin bersalaman dengan Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo)," kata Eman dengan logat Sunda yang kental.

HWC 2016

Lahir dan besar di Majalengka, Eman kerap menerima diskriminasi, terutama saat masih kecil. Tapi, Eman tak mau pengalaman buruknya di masa kanak-kanak itu menjadi penghalang. "Saya memang suka dan hobi sepakbola dan futsal," kata dia.

Dia giat berlatih sepakbola sejak usia dini hingga sekarang. Berbagai turnamen lokal dia ikuti. Hingga tahun 2014, dia mendengar informasi mengenai HWC dari kawan bermain futsalnya yang berasal dari Bandung.

HWC merupakan liga sepakbola yang awalnya diperuntukkan bagi mereka yabg tinggal jalanan dan tunawisma. Namun, kini HWC memperluas peserta dengan merangkul mereka yang kerap mendapat diskriminasi, kekerasan, dan stigma negatif dari masyarakat, termasuk pengidap HIV positif/AIDS.

Namun, Eman tak bisa bergabung dengan Timnas Indonesia di tahun tersebut. "Saya hilang kontak dengan kawan saya itu," kata dia.

Kesempatan kembali menghampiri Eman di tahun 2016. Tapi, Eman tetap harus mengikuti seleksi ketat dan bersaing dengan pemain-pemain lain.

"Seleksinya ya bermain bola. Dan alhamdulillah lolos," kata dia.

Pekerjaan Eman selanjutnya adalah mencari sepatu. Setelah membuat visa dari Jakarta, Eman bercerita bagaimana dia keliling Bandung untuk mencari toko yang bisa membuat sepatu sepakbola khusus karena dia tidak memiliki telapak kaki.

"Gara-gara itu, saya sampai jalan jauh, malam-malam," kata dia. Dia baru bisa sampai di rumah lewat tengah malam.

Seluruh usaha dan latihannya selama ini berbuah manis. "Saya bisa ke luar negeri. Sampai di Skotlandia ini bertanding bawa nama negara. Saya senang. Dan, kalau saya bisa, teman-teman yang seperti saya juga pasti bisa," kata dia.

(da/im)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Inspiratory Section