Money.id - Berbicara soal bisnis, tak melulu tentang mencari keuntungan loh. Lebih dari itu, arah bisnis yang dijalankan Sandi Yudha Putra adalah meneruskan hobi dan berbagi pengalaman.

"Saya adventure mulai tahun 1999-2010 dan mulai berpikir untuk berbagi kebahagiaan dan pengalaman ini ke orang lain," kata Sandi saat berbincang dengan Money.id, Jumat 4 Maret 2016.

Keberanian berbagi pengalaman berpetualang, dimulai saat Sandi duduk dibangku kelas II SMA atau sekitar 2003. Saat itu dia membawa sekitar 20 orang teman sekolahnya, dan dua diantaranya perempuan.

"Saat itu saya sama teman-teman sekolah, naik Gunung Gede. Saya dikasih kepercayaan orangtua dua teman perempuan saya, Rika dan Ratna, untuk menjaga mereka selama naik gunung. Berangkat ke sana, saya nggak keluar uang sama sekali, karena semua biaya ditanggung oleh orangtua mereka," cerita Sandi.

Kepercayaan yang diberikan orangtua teman-temannya itu ternyata semakin membuat Sandi lebih berani. Berbekal pengalaman dan medan yang sudah sering dijamah, Sandi sesekali memberi informasi mengenai setiap lokasi di gunung itu.

Sandi juga sempat diminta membantu temannya, Khairul Ramdhan, menjadi tenaga pengajar lepas untuk kegiatan ekstrakuliluer, di salah satu sekolah swasta di kawasan Tangerang.

Lulus sekolah pada 2004, Sandi membulatkan tekad mendirikan bisnis di bidang adventure hingga terbentuklah Rumah Wisata Adventure. Saat itu, Sandi masih kuliah sambil bekerja, dan mendapat uang tambahan dari usaha kecil-kecilan tersebut.

(Istri dan Sandi/Istimewa)

Seiring berjalannya waktu, Sandi yang sering membawa tamu naik-turun gurung menyadari bahwa usahanya harus resmi alias legal. Dengan dana sekitar Rp3 juta, Sandi membuat Commanditaire Vennootschap atau CV.

"Akhirnya bendera saya (Rumah Wisata Adventure), sudah memiliki surat izin. Langkah ini sebenarnya sebagai salah satu cara, agar bisnis yang dijalankan bisa dipercaya oleh calon klien nantinya," jelas Sandi.

Next: Survei lokasi setiap enam bulan sekali