Banyak orang berpendapat bahwa momen paling membahagiakan dalam hidup adalah saat masa muda. Namun faktanya tidak demikian.

Penelitian sejumlah pakar di Amerika Serikat mengenai kebahagiaan mengungkap orang dewasa cenderung lebih bahagia dibandingkan anak-anak. Penelitian awal ini memang masuk akal.

Dikutip dari Shape, Selasa 10 November 2015, orang dewasa bahagia karena memiliki kendaraan pribadi, dapat membeli sejumlah barang yang diinginkan, punya lebih banyak waktu luang, kesempatan pendidikan, hingga rentang hidup yang lebih lama. Namun tidak dalam urusan cinta.

Mengapa?

Studi yang dilakukan Jean M Twenge, peneliti dari Universitas San Diego di awal 2010, mengungkap, orang dewasa sebenarnya tidak benar-benar bahagia. Dia berpendapat, dengan semua kemajuan modern, orang-orang cenderung hidup dalam 'budaya individualisme'.

Hal itu membuat seseorang kurang memiliki dukungan sosial atau tidak mudah bergaul seperti generasi-generasi yang lebih muda. Selain itu, tingkat depresi dan kecemasan meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Para peneliti menunjukkan 2014 adalah tahun di mana tingkat pernikahan berada di titik terendah yang membuat seseorang tidak bahagia. Selain pernikahan, faktor lain yang menyebabkan orang tidak bahagia adalah perbedaan pendapatan, tingkat perekonomian, dan nilai-nilai materialistis yang menyebabkan pasangannya putus asa.

Namun sisi baiknya, Anda tidak ditakdirkan untuk terus hidup tidak bahagia dan penuh keputusasaan. Banyak juga penelitian yang menunjukkan bahwa membangun persahabatan di media sosial, olahraga, berpikir positif, meluangkan waktu untuk bersyukur, melakukan sesuatu yang disukai, sampai membantu seseorang adalah faktor yang dapat meningkatkan kebahagiaan Anda.

Jadi kebahagiaan adalah sebuah pilihan yang Anda tentukan sendiri dan jangan pedulikan apa kata orang. Jadilah diri sendiri!