1. HOME
  2. FOODILICIOUS
KULINER NUSANTARA

Pasang Surut Usaha Pondok Sate Kambing Legendaris di Pejompongan

"Sekitar tahun 2010 saya sempat tutup karena tempat yang saya sewa dijual oleh pemiliknya."

By Azalia Amadea 31 Agustus 2016 09:48
Sukatni pemilik Podok Sate Pejompongan (Money.id/Azalia Amadea)

Money.id - Bagi warga Jakarta asli mungkin sudah tidak asing dengan sajian tongseng di Pondok Sate Kambing Muda. Tempat makan legendaris yang berlokasi di Jalan Pejompongan 1B, Jakarta Pusat itu sudah ada sejak 1988. 

Bahkan saking tersohornya, pondok sate ini pernah dinobatkan sebagai Duta Bango pada festival tahun 2009.

Kesuksesan Sukatni sebagai pemilik Pondok Sate Kambing Muda Pejompongan ini tidak serta merta langsung ia dapatkan. Usahanya tersebut pernah mengalami masa pasang surut di mana ia sempat tutup.

"Sekitar tahun 2010 saya sempat tutup karena tempat yang saya sewa dijual oleh pemiliknya. Namun saya langsung buka baru di sebelahnya hanya saja tempatnya lebih kecil dan sederhana, tidak sebesar dulu," kata pria yang biasa disapa Katni saat ditemui Money.id dalam acara Bango Lestarikan Warisan Kuliner Nusantara di Jakarta, Selasa 30 Agustus 2016.

Katni mengaku harus mengeluarkan modal baru lagi ketika pindah ke tempat baru tersebut. Terkadang Katni juga harus memasang tenda payung tambahan jika pondok makannya mulai ramai.

"Dahulu saja ketika saya buka modalnya sudah Rp100 juta, di tempat baru ini saya harus keluar modal baru lagi. Tempatnya juga terbatas hanya menampung 30-40 orang saja kalau dulu bisa sampai ratusan orang," ujar pria berusia 53 tahun tersebut.

Kini pondok makan miliknya sudah beroperasi secara normal yang buka setiap hari pukul 09.00-22.00 WIB. Meski tidak seramai dulu, pondok sate ini masih melayani sekitar 30 pelanggan setiap harinya.

Pelanggannya banyak berdatangan ketika jam makan siang yang kebanyakan merupakan karyawan kantoran. Dalam sehari Katni mampu menghabiskan hingga 10 kilogram daging kambing. Omzetnya juga mengalami pasang surut.

"Omzet yang saya dapat tergantung dari ramai atau tidaknya. Jika sedang ramai bisa sampai Rp3 juta per harinya," kata Katni.

Ia percaya setiap usaha tempat makan bisa laris jika sajian makanannya benar-benar enak dan banyak digemari orang. Begitu juga dengan sajian sate dan tongseng di pondok makan tersebut.

Katni menghadirkan cita rasa tongseng klasik yang resepnya tidak pernah ia ubah sejak dahulu. Ia juga tidak pernah mencuci daging kambingnya agar tidak berbau 'prengus' ketika dimasak. Cara tersebut adalah salah satu rahasia sajian sate dan tongseng kambingnya nikmat ketika disantap.

Harga seporsi sate kambingnya dihargai Rp65 ribu, sedangkan untuk tongsengnya Rp50 ribu per porsi. Selain sajian kambing, di Pondok Sate Kambing Muda juga menyajikan sate dan tongseng ayam.

"Saya berharap tempat yang sekarang bisa segera dibeli, jadi bisa direnovasi sehingga lebih besar dan bisa menampung banyak orang seperti dahulu," tuturnya. (poy)

Baca Juga

(aa/aa)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Foodilicious Section