1. HOME
  2. FOODILICIOUS
FOOD

Jajanan Makaroni "Ngehe" Raup Omzet hingga Rp40 Juta Per Hari

Rasanya yang gurih dan pedas membuat mereka yang memakannya tidak bisa berhenti untuk menyantapnya.

By Azalia Amadea 18 Maret 2016 09:03
Makaroni goreng (Azalia Amadea/Money.id)

Money.id - Makaroni merupakan makanan jenis pasta yang biasa dihidangkan dengan cara direbus lalu dilengkapi dengan saus. Namun, makaroni yang satu ini berbeda cara penyajiannya yaitu digoreng dan memiliki tekstur renyah.

Makaroni "Ngehe" merupakan salah satu camilan makaroni renyah yang sedang hits di kalangan anak muda Ibu Kota. Rasanya yang gurih dan pedas membuat mereka yang memakannya tidak bisa berhenti untuk menyantapnya.

"Awalnya saya mendapatkan ide makaroni ini dari ibu saya yang dulu ketika saya kecil sering berjualan makaroni goreng. Akhirnya karena kondisi keuangan yang naik turun membuat saya merasa harus membuat suatu usaha untuk membiayai kebutuhan saya," kata Ali Muharam pemilik Makaroni "Ngehe" yang ditemui Money.id di Jakarta, Kamis 17 Maret 2016.

Ali Muharam (30) pemilik Makaroni "Ngehe"
© 2016 money.id/Azalia Amadea

Pria berusia 30 tahun tersebut sudah berjuang menghidupi diri dengan membuka usaha makaroni sejak tahun 2013. Nama "Ngehe" memiliki arti mengesalkan atau ngeselin.

"Saya memilih nama "ngehe" karena dulu hidup saya pernah mengesalkan atau bisa dibilang ngeselin, saya pernah menjual handphone untuk makan sehari-hari, saya pernah makan jambu batu untuk mengganjal rasa lapar," ujar Ali.

Suasana penjualan Makaroni "Ngehe"
© 2016 money.id/Azalia Amadea


Nama tersebut dibuat untuk mengingatkan akan kehidupannya yang dulu pernah mengalami kejatuhan. Usahanya ini dibuat untuk mengenang ibunya yang telah meninggal dunia.

Usaha Makaroni "Ngehe" didirikannya dengan modal Rp20 juta yang uangnya ia pinjam dari temannya.

Harga camilan renyah ini sangat terjangkau mulai dari Rp5.500-Rp7.500 per bungkusnya dengan berat 100 gram, dengan pilihan rasa yang beragam yaitu asin, pedas, keju, dan balado.

Makaroni "Ngehe"
© 2016 money.id/Azalia Amadea


Anda juga dapat memilih tingkat kepedasan sesuai keinginan sebagai berikut, level 1 "Kadeudeuh Bu Omay" asin gurih, level 2 "Dicuekin Pak Zaenal" pedas sedikit, level 3 "Ciwit Bu Tina" pedas sedang, level 4 "Kepret Pak Endang" pedas, dan level 5 "Pitnah Bu Lilis" pedas banget.

Menurut Ali, judul tingkat kepedasan tersebut merupakan nama-nama gurunya semasa ia bersekolah di bangku Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama.

Ada sekitar 10 outlet Makaroni "Ngehe" yang tersebar di Jakarta. Saat ini usaha Makaroni "Ngehe" dapat meraup omzet hingga Rp40 juta per harinya. 

Outlet Makaroni "Ngehe"
© 2016 money.id/Azalia Amadea

Dalam menjalankan usaha Ali percaya akan kekuatan promosi dari mulut ke mulut yang dinilainya paling efektif dalam meningkatkan omzet.

Ali memberi saran kepada para pengusaha muda agar tidak takut untuk gagal jika memiliki tenaga, pikiran dan ide-ide jangan takut untuk mewujudkannya. "Yang terpenting yakin 100 persen bahwa usaha kita akan berhasil," ujarnya. (poy)

(da/aa)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Foodilicious Section