1. HOME
    2. FOODILICIOUS
BISNIS

Ingin Buka Franchise d'BestO? Siapkan Uang Rp400 Juta

"Jika laku keras, malah 13 bulan saja sudah balik modal."

By Dian Rosalina 8 Maret 2016 13:31
Restoran Cepat Saji, d'BestO

Money.id - Makanan cepat saji seperti ayam goreng krispi dan burger kian diminati banyak orang. Dengan alasan lebih praktis dan enak, makanan ini pun tidak pernah sepi penggemar.

Untuk memenuhi keinginan masyarakat, beberapa perusahaan kuliner mulai menawarkan sistem kemitraan atau waralaba ayam goreng krispi dan burger, salah satunya adalah d'BestO.

D'BestO adalah sebuah label makanan cepat saji yang menawarkan harga tidak terlalu mahal, namun rasa tidak jauh berbeda dengan ayam goreng kripsi bermerek terkenal.

Nama d'BestO adalah pengembangan dari makanan cepat saji kaki lima, yaitu Kentuku Fried Chicken (KUFC). Sang pendiri, Setyajid telah merintis KUFC sejak tahun 1994 silam.

Setelah sukses, akhirnya pada tahun 2009 KUFC berubah nama menjadi d'BestO dan mencoba membuka cabang di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Surabaya, Padang, Lampung dan Bandung.

Semakin berkembangnya perusahaan, tentu saja memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang memadai serta profesional.

Dari situlah berawal kerja sama antara Setyajid dengan Suwiryo Cokro yang pernah bekerja sebagai manager training salah satu perusahaan makanan cepat saji asing.

Berlatar belakang dari dunia kuliner, perhotelan, dan tata niaga membuatnya akhirnya dipercaya untuk memegang peran sebagai konsultan pengembangan perusahaan.

"Kami berdua sebenarnya sudah lama berteman, saat d'Besto semakin berkembang, saya diminta untuk membesarkan perusahaan dan mencari SDM yang berkualitas. Akhirnya saya dipercaya untuk menjadi konsultan SDM, sistem, dan management," kata Surwiryo saat diwawancarai Money.id, Selasa 8 Maret 2016.

Melihat tingginya minat masyarakat terhadap kuliner cepat saji ini, membuat Wiryo panggilan akrabnya yakin bahwa membangun sistem kemitraan waralaba akan sukses. Dia bercerita pada mulanya sistem kemitraannya dimulai saat d'BestO masih bernama KUFC.

"Waktu tahun 2005 masih belum banyak orang yang tahu mengenai sistem kemitraan. Lalu kita coba memperkuat labelnya dulu, kemudian membangun sistem yang matang akhirnya pada tahun 2010, kami mulai mencoba beralih ke bisnis franchise," kata dia.

Wiryo melihat bahwa franchise sudah sangat berhasil di luar negeri. Memiliki pengalaman di bidang tersebut saat masih bekerja di perusahaan cepat saji selama 23 tahun, membuatnya mengetahui sistem franchise secara lebih mendetail.

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Foodilicious Section