1. HOME
  2. FOODILICIOUS
FOOD

Kenapa Merek Bakpia Tak Jauh-jauh dari Angka?

Ternyata Angka atau Nomer yang digunakan pada label kemasan Bakpia Pathuk merupakan berdasarkan nomer rumah produksinya

By Putri Nabilla 3 Desember 2015 14:05
Bakpia Pathuk (tokopedia.net)

Money.id - Jika Anda mendengar kuliner bakpia pathuk, pasti yang terlintas dalam benak Anda adalah Kota Yogyakarta. Tahukah Anda, bakpia itu makanan khas asal China loh. 

Bakpia adalah makanan yang terbuat dari campuran kacang hijau dengan gula yang dibungkus dengan tepung, lalu dipanggang. Secara harfiah, sebenarnya 'bakpia' berarti roti berisikan daging.

Semula pembuatan panganan bakpia pathuk ini menggunakan minyak babi. Tapi seiring adaptasi di Indonesia, khususnya Kota Yogyakarta yang mayoritas beragama Islam, produsen tidak lagi memakai minyak babi.

Nah, apakah Anda memperhatikan, sebagian besar merek bakpia, menggunakan angka loh. Kenapa ya?

Mayoritas bakpia pathuk diproduksi dengan bentuk usaha rumahan. Nah, biasanya pelaku usaha menggunakan nomor rumah tempat produksi mereka sebagai merek. Misalnya, merek 75, 55, 25, 100, 145.

Awal mula
Berawal tahun 1940-an di Kampung Suryowijayan, Kecamatan Mantrijeron, Yogyakarta. Orang lokal bernama Niti Gurnito yang menyewakan tanahnya kepada pendatang asal Tionghoa, Kwik Sun Kwok. Kemudian Kwik membuat bakpia khas Tionghoa yang masih menggunakan minyak babi. Ia selalu membeli arang untuk memanggang bakpianya kepada temannya, Liem Bok Sing yang juga asli Tionghoa.

Ternyata bakpia buatan Kwik disukai oleh masyarakat Yogyakarta. Agar aman dikonsumsi masyarakat yang mayoritas Muslim, dia kemudian mengubah resep bakpia dengan menghilangkan minyak babi.

Sekitar tahun 1960, Kwik meninggal dan usahanya diteruskan oleh anak menantunya bernama Jumikem. Setelah Kwik tiada, Niti Guritno juga membuat bakpia dengan mengunakan resep rahasia yang dia dapat dari Kwik.

Tahun 1948, Liem Bok Sing juga ikut membuat resep bakpia. Dia kemudian pindah dari Kampung Pajeksan, Sosromenduran, Kecamatan Gedongtengen ke Kampung Pathuk, di Jalan KS Tubun Nomor 75. 

Dari sinilah awal mula nama bakpia pathuk atau kalau diucapkan menjadi bakpia "patok." Kini, wilayah tersebut tumbuh menjadi sentra industri bakpia yang besar, dengan merek andalan: Bakpia Pathuk 75.

Pada 1980, sebagian karyawan Liem mengetahui resep dan cara membuat bakpia, lalu menyebarkannya kepada orang kampung. Dengan didukung oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang membuka tempat kursus pembuatan bakpia dari berbagai daerah di DIY. Hingga sekarang sukses menjadi simbol makanan Yogyakarta.

Berbicara tentang keaslian, semua panganan bakpia ini adalah asli, tidak ada yang palsu. Hanya saja ada yang membedakan ukuran, tekstur serta kulit yang melapisi pia tersebut. Semua tergantung cita rasa dan selera dari masing-masing orang.

Seiring perkembangan zaman, bakpia ini tersedia berbagai varian isi, diantaranya ada cokelat, keju, kumbu hijau, kumbu hitam.

Kini bakpia sudah menjadi wujud budaya akulturasi Tionghoa dan Jawa melalui kuliner yang menghasilkan rasa enak dan nikmat. Bakpia sekarang telah menjadi satu kesatuan dengan Kota Yogyakarta sebagai salah satu ciri khas oleh-oleh asal Kota Pelajar tersebut. (dari berbagai sumber/ita)

(pn/pn)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Foodilicious Section