Money.id - Sebagian besar miliarder di dunia mengalami penurunan kekayaan. Hal itu disebabkan karena turunnya pasar saham China dan harga minyak dunia. Ternyata penurunan itu tidak hanya berimbas pada pengusaha sektor riil, tapi menyasar pengusaha bergerak di bidang perdagangan secara digital.

Berdasarkan data dari Bloomberg Index, salah satu pengusaha online shop yang mengalami penurunan harta kekayaan paling besar adalah Jeff Bezos, Founder dan CEO Amazon.

Amazon merupakan salah satu toko online atau online shop terbesar di dunia. Situs yang berpusat di Seattle, Washington, Amerika Serikat itu menjual berbagai produk, terutama elektronik.

Meski menyandang nama online shop terbesar di dunia, namun posisinya tidak berdaya ketika ekonomi dunia tidak stabil. Jeff Bezos mengalami penurunan kekayaan sebesar US$5,9 miliar atau setara Rp82,1 triliun.

Tidak hanya Bezos, bos online shop lainnya yang mengalami penurunan kekayaan adalah Jack Ma. Dia merupakan Founder online shop paling besar di China, Taobao.

Dalam satu pekan kekayaannya pemilik Alibaba Group itu turun sebesar US$2 miliar atau setara Rp27,8 triliun. Jumlah tersebut menurun sebesar 6,9 persen dari sebelumnya.

Nasib sama dialami founder online shop Ikea, Ingvar Kamprad. Bos situs belanja online yang lebih fokus pada penjualan perabotan rumah tangga itu mengalami penurunan kekayaan hingga US$784,7 juta atau setara Rp10,9 triliun.

Begitu juga dengan Hiroshi Mikitani, founder online shop asal Jepang, Rakuten. Meski situs e-commerce itu terbilang sangat besar dan sudah berkembang di 25 negara, namun tak kuasa menghadapi gempuran akibat turunnya saham China dan harga minyak dunia itu.

Kekayaan Mikatani turun hingga US$481,7 juta atau setara Rp6,7 triliun. Jumlah tersebut menurun sebanyak 7,1 persen dari sebelumnya.

Kemudian bos online shop lainnya yang mengalami penururan kekayaan adalah Pierre Omidyar. Dia merupakan founder dari Ebay. E-commerse itu merupakan online shop terbesar kedua di Amerika Serikat setelah Amazon.

Kekayaan Omidyar turun US$474,4 juta atau setara Rp6,6 triliun. Jumlah tersebut menurun sebanyak 6,5 persen dari sebelumnya. (dwq)

Suka Artikel Ini? Klik Like