1. HOME
  2. FINANCE
HARGA MINYAK

Iran Hanya Mau Minyak Mentahnya Dibayar Euro, Bukan Dolar AS

Prinsip Iran ini membuat negara-negara Eropa senang, sebab seolah memberikan sinyal untuk memperkuat hubungan bisnis dengan Eropa.

By Rohimat Nurbaya 10 Februari 2016 19:42
Ilustrasi pengeboran minyak (Pixabay)

Money.id - Iran lepas dari sanksi ekonomi dunia. Kini negara tersebut butuh dana besar sehingga akan menjual seluruh sumberdaya yang dimiliki ke berbagai negara, khususnya minyak.

Meski demikian, Iran mengajukan satu syarat pada negara yang butuh minyak mentah dari mereka. Negeri kaya akan minyak itu hanya mau dibayar dengan mata uang euro. Bukan mata uang dolar Amerika Serikat.

"Prioritas kami adalah mendapatkan uang tunai dan pembelian minyak dalam euro," kata Deputi Direktur dari National Iranian Oil Company, Ali Karamati, dikuti dari laman Money.cnn.com, Rabu, 10 Februari 2016.

Prinsip Iran ini membuat negara-negara Eropa senang, sebab seolah memberikan sinyal untuk memperkuat hubungan bisnis dengan Eropa setelah sanksi ekonomi dicabut pada Januari lalu.

Ahli Timur Tengah dari Universitas Harvard, Majid Rafizadeh, mengatakan, apapun selain menggunakan dolar akan baik untuk sektor keuangan dan politik di negara itu.

Upaya Iran untuk tidak memakai dolar AS sebetulnya bukan pertama kali terjadi. Namun pasar minyak mentah dunia lebih banyak menggunakan dolar AS, sehingga permintaan Iran ini dianggap cukup rumit.

"Iran memang sudah sejak lama ingin mengubah ke euro atau mata yang lainnya dalam aktivitas ekspor karena sejumlah alasan," ujar Rafizadeh.

Dengan mengurangi ketergantungan pada dolar AS, Iran berharap bisa mengurangi akibat yang muncul jika Amerika Serikat kembali memberikan sanksi pada negaranya.

Namun analis tampaknya tidak terlalu terpengaruh dengan keputusan Iran tersebut.

"Jika yang melakukannya Arab Saudi, itu baru menjadi masalah besar," kata Win Thin, global head of emerging market currency strategy at Brown Brothers Harriman. (poy)

(rn/rn)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Finance Section