1. HOME
  2. FASHION-BIZ
FASHION

CTI Populerkan Kembali Tenun 'Kuno' Lewat Pelatihan Penenun

Sebagai wujud nyata adalah melakukan pelestarian kembali tenun langka dan punah, serta membina mereka melalui pelatihan dan pengembangan.

By Dian Rosalina 1 November 2016 19:10
Pameran 'Warna Alam' persembahan CTI di Senayan City (Dian Rosa)

Money.id - Melihat banyaknya pencemaran lingkungan dari industri tekstil, Cita Tenun Indonesia (CTI) memberikan pelatihan, pengarahan, juga pengembangan kepada para perajin tenun agar beralih menggunakan pewarna alam yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Selain itu, semakin punahnya tenun-tenun kuno di beberapa daerah seperti Jembrana, Sambas, dan Jepara, membuat CTI ikut berkontribusi untuk melestarikan kebudayaan daerah agar jangan sampai hilang keberadaannya.

"Tenun Indonesia begitu indah dan beragam yang memiliki 12 teknik pembuatan, di antaranya tenun ikat lungsi, pakan tambah, lungsi pakan, sobi, dobi, jacquard, datar, songket, kombinasi ikat dan songket, rang rang, dan tapestry. Kami menyadari bahwa Indonesia memiliki kekayaan tenun yang beragam dan perlu dilestarikan," kata Oke Hatarajasa selaku ketua Cita Tenun Indonesia dalam konferensi pers 'Warna Alam', Senin 31 Oktober 2016.

Untuk melestarikannya CTI memiliki keinginan untuk menjadikan tenun tidak hanya menjadi sebuah produk tradisional tetapi menjadi sebuah gaya hidup. Sebagai wujud nyata adalah melakukan pelestarian kembali tenun langka dan punah, serta membina mereka melalui pelatihan dan pengembangan.

"Hal tersebut juga dilakukan untuk meningkatkan produksi tenun dan melakukan pemasaran untuk memperluasnya pasar baik di dalam negeri maupun di mancanegara," ujar Oke.

Hasil karya pelatihan dan pengembangan tersebut, akan dipajang dalam pameran 'Warna Alam' yang digelar pada 31 Oktober 2016-6 November 2016 di Senayan City, Jakarta Selatan. Acara ini diharapkan bisa menjadi inspirasi sekaligus semangat bagi pengrajin untuk lebih peduli menjaga kelestarian lingkungan lewat pewarna alami yang digunakan.

"Pameran ini merupakan hasil kerjasama kami dengan para desainer dan pemerintah daerah yang mengembangkan motif dan desain tenun yang mulai punah. Seperi Jawa Tengah bagian Selatan dan Utara, Kabupaten Jembrana, Bali, dan Sulawesi Tenggara," ucapnya.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Jepara, Yoso Suwarno mengatakan selama dua tahun belakangan kabupaten Jepara telah bekerjasama dengan CTI untuk mengembangkan motif tenun Jepara dan memberikan pengetahuan terhadap warna-warna alam yang digunakan pada industri tenun. Selama kerjasama tersebut, banyak keuntungan yang di dapat oleh perajin serta Pemkab Jepara sendiri.

"Dulu sebelum pakai warna alam, irigasi di sekitar industri tekstil tenun airnya penuh dengan pembuangan bahan kimia tekstil. Tapi sekarang sudah tidak karena pakai pewarna alami, jadi airnya pun bisa digunakan untuk irigasi persawahan yang ada di sekitar industri. Selain itu dari sisi ekonomi pun, para perajin kami mendapat keuntungan dari harga tenun yang memang layak berkat bantuan dari CTI," kata Yoso kepada Money.id usai konferensi pers 'Warna Alam'.

Ia pun berharap kerjasama tersebut bisa berlanjut, sehingga para perajin yang kebanyakan ibu-ibu rumah tangga perekonomiannya terangkat dan industri kreatif Jepara pun semakin beragam dengan adanya tenun Jepara yang mulai dipromosikan secara terus menerus. (dwq)

Baca Juga

(dr/dr)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Fashion-Biz Section