1. HOME
  2. FASHION-BIZ
FASHION

Batik Fashion Week 2016 Angkat Filosofi di Balik Batik Parang

BFW akan merepresentasikan batik motif parang yang akan didesain sedemikian rupa oleh 12 desainer terkemuka.

By Dian Rosalina 7 September 2016 12:04
BFW 2016 mengangkat tema batik parang dalam pagelarannya kali ini (Money.id/Dian Rosa)

Money.id - Bertepatan dengan Hari Batik Nasional yang jatuh pada 2 Oktober 2016 mendatang, Yayasan Batik Indonesia dan T&Co mengadakan Batik Fashion Week (BFW) 2016 mulai 30 September-2 Oktober 2016. Terselenggara untuk kedua kalinya, BFW pada tahun ini mengambil tema 'Batik Parang' yang memiliki filosofi yang pantang menyerah.

Media Relation Batik Fashion Week 2016, Syafi Kryan Hakim mengatakan tahun ini mereka memang akan merepresentasikan batik motif parang yang akan didesain sedemikian rupa oleh 12 desainer yang diundang. Para desainer tersebut antara lain BIN House, Danar Hadi, Parang Kencana, Sejauh Mata Memandang, Kulo Project, Jeffry Tan, Era Sukamto for Iwan Tirta, Sapto Djojokartiko, Rama Dauhan, NES, [bi], dan Galeri Batik Jawa.

"Hari pertama kami akan memamerkan batik parang pada gala show akan ada parade dari 12 desainer, dan masing-masing desainer akan mengeluarkan tiga rancangan yaitu dengan motif batik parang. Lalu untuk hari kedua kami akan membuka tiga slot show dengan motif batik yang berbeda-beda tapi tetap semangat dari Batik Parang harus ada," kata Syafi yang diwawancarai usai konferensi pers Batik Fashion Week 2016, Selasa 6 September 2016.

Dia menambahkan, masing-masing slot show akan menampilkan 40 looks dari desainer yang akan tampil. Kemudian untuk penutupannya yang dilakukan oleh Obin akan mempertunjukkan motif Parang buatannya yang mewakili garis besar acara ini.

Salah satu desainer yang menjadi pembuka pada BFW 2016, Rama Dauhan mengatakan saat pembukaan nanti ia akan menampilkan tiga gaya yang terbagi menjadi 6-7 pieces tiap gaya yang akan ditampilkannya. Rama mengaku saat diminta untuk menjadi desainer pembuka, dia sempat ragu, namun pada akhirnya ia memutuskan untuk ikut berpartisipasi.

"Biasanya kain saya pakai sendiri tidak pernah saya gunakan dalam rancangan saya, jadi ini adalah yang pertama kali untuk saya. Kainnya pun sudah disediakan dari BFW sesuai dengan motif yang saya inginkan. Cuma karena waktunya juga instan sekitar dua bulan untuk mengerjakan ini jadi saya tidak bisa mengeksplor motifnya," ujar Rama.

Sementara itu, Ketua Yayasan Batik Indonesia, Nita Kenzo mengatakan dengan diadakannya Batik Fashion Week, ia cukup senang karena sekelompok anak-anak muda masih peduli dengan kelestarian kain tradisional yang menjadi identitas bangsa tersebut. Bentuk apresiasi YBI adalah memberikan kemudahan bagi para desainer mendapatkan batik tulis dan cap yang sesuai dengan permintaan mereka untuk dibuat sebuah busana yang akan ditampilkan di BFW 2016.

"Kami juga memberikan saran untuk berlangsungnya acara ini. Saya cukup bangga bawa BFW ini juga meningkatkan kesadaran anak-anak muda yang belum terlalu kenal mengenai batik untuk melestarikannya," kata Nita.

Dia juga mengungkapkan pada 2 Oktober 2016 mendatang, selain BFW, Yayasan Batik Indonesia juga akan mengadakan pameran kain yang akan diadakan di Museum Nasional. Acara tersebut setidaknya akan diikuti oleh perajin batik dibawah naungan Yayasan Batik Indonesia.

(da/dr)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Fashion-Biz Section