1. HOME
  2. DIGITAL
XIAOMI

Tak Kalah Dibanding Samsung & iPhone, Kenapa Xiaomi Dijual Murah?

"Tak mengapa untung tipis, yang terpenting laris."

By Adhi 25 Februari 2016 17:21
Global VP Xiaomi, Hugo Barra (androidheadlines.com)

Money.id - Memulai debut pada tahun 2011 di pasar lokal China, Xiaomi langsung menjadi fenomena di pasar gadget dunia. Bagaimana tidak? Mereka memasarkan samrtphone dengan sepsifikasi mumpuni, namun dibanderol sangat terjangkau.

Dalam waktu singkat perusahaan yang didirikan oleh duet Lei Jun dan Liu Bin ini pun sukses menguasai pasar.

Menurut data IDC, Xiaomi kini menjadi produsen smartphone terbesar ketiga di dunia di bawah Samsung dan Apple. Mereka sukses mengungguli para 'pemain lama' seperti Lenovo dan LG.

Terkini, Xiaomi baru saja merilis smartphone andalan terbarunya, Mi 5, di gelaran Mobile World Congress (MWC) 2016. Smartphone ini diklaim jauh lebih bertenaga dibanding Samsung Galaxy S7, LG G5, serta iPhone 6S.

Namun begitu, harga jualnya seperti yang telah diduga, jauh lebih murah dibanding ketiganya.

Global VP Xiaomi, Hugo Barra, di atas panggung MWC 2016 mengumumkan bahwa Mi 5 hanya dibanderol mulai dari kisaran Rp4,5-5,5 juta. Bandingkan dengan Samsung Galaxy S7 yang diperkirakan mencapai Rp15 juta, atau iPhone 6S yang melenggang di pasaran dengan harga Rp10-13 jutaan.

Lalu, mengapa smartphone Xiaomi bisa murah?

Pada pertengahan 2015 silam, di acara Recode Code Conference yang dihelat di California, Hugo Barra mengungkap rahasia perusahaan mereka. Ia memaparkan strategi bisnis Xiaomi yang sukes menguasai pasar dalam waktu singkat berkat harga jual produk terjangkau dibanding vendor lain.

"Kami punya hubungan yang sangat baik dengan para penyuplai komponen (hardware)," ujar mantan bos Google tersebut sebagaimana dikutip dari laman Cnet, Kamis 25 Februari 2016.

Ia menerangkan, pihaknya selalu berusaha menjalin kesepakatan bisnis yang saling menguntungkan dengan para pemasok. Kondisi ini membuat Xiaomi bisa mendapatkan harga miring dari para pemasok.

Selain itu, Hugo Barra menegaskan bahwa pihaknya tidak terlalu berfokus mencari keuntungan besar pada masa awal pemasaran. Harga jual yang ditetapkan Xiaomi, diakui Hugo Barra, hanya sedikit lebih tinggi dibanding biaya produksi mereka.

Hal itu sendiri sesuai dengan 'konsep berbisnis etnis Tionghoa', yakni 'tak mengapa untung tipis, yang terpenting laris'.

Dengan semakin banyak produk yang terjual, maka brand awarness pun akan semakin menguat seiring dengan waktu berjalan.

"Kami melakukan penurunan harga agar tetap bisa agresif di pasar," terangnya.

Disamping itu, Xiaomi juga melakukan pemangkasan biaya distribusi dengan melakukan pemasaran hanya dengan cara online dalam kurun waktu tertentu. Strategi ini, papar Hugo Barra, menghemat banyak pengeluaran, sehingga mereka tetap bisa secara konsisten merilis produk berharga terjangkau.

(a/a)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Digital Section