Money.id - Prestasi Lenovo dalam mencatatkan hasil penjualan yang baik dalam beberapa tahun ke belakang ini nampaknya harus berhenti. Pasalnya, setelah merasakan keuntungan selama enam tahun berturut-turut, kini perusahaan asal Tiongkok harus merasakan kerugian dari penjualan produk mereka.

Dilansir dari laman SmartOffice, Senin 30 Mei 2016, banyak yang menduga kerugian tersebut karena terlalu besarnya biaya akuisisi Motorola dari tangan Google pada 2014 silam. Selain itu, dugaan kuat terjadinya pembengkakan biaya restrukturisasi yang tinggi ikut andil dalam meruginya Lenovo pada tahun ini.

Terlebih lagi, banyaknya pemain posel pintar baru yang populer dengan cepat mengakibatkan menurunnya penjualan ponsel pintar mereka. Hal inilah yang mencatatkan kerugian Lenovo yang bisa dibilang lumayan besar.

Lenovo mencatatkan pendapatan bersih sebesar US$128 juta atau sekitar Rp1,73 triliun pada kuartal pertama 2016, yang diakhiri pada 31 Maret lalu. Jika menilik pendapatan kuartal yang sama pada tahun lalu, Lenovo mencatatkan pendapatan bersih sebesar US$289 juta atau sekitar Rp3,92 triliun.

Selain itu, nilai saham Lenovo di Bursa Hong Kong mendekati nilai terendah yang pernah dimiliki oleh Lenovo pada lima tahun terakhir. Hal ini disebabkan berpindahnya hati para 'penyuntik' dana ke perusahaan lainnya yang memang kepopularitasannya sedang menanjak.

Sementara itu, kini Lenovo sedang mempertimbangkan untuk membuka penawaran di bursa China.

"Kami sedang mencari cara meningkatkan nilai saham untuk pemegang saham kami, mendafatarkan diri ke bursa saham lain adalah salah satu pilihan dan China adalah pasar yang bagus," terang Presiden Lenovo sekaligus Chief Financial Officer-nya, Wong Wai Ming.