1. HOME
  2. DIGITAL
INTERNET

Layanan Streaming Jadi Penyelamat Industri Musik

Tren publik dalam mengonsumsi musik kini telah berubah mengarah kepada layanan streaming.

By Adhi 30 Maret 2016 14:25
Ilustrasi pengguna layanan streaming musik (lynnpoint.com)

Money.id - Sejak internet dikenal, pendapatan industri musik dari kepingan CD akhirnya beralih ke jumlah unduhan musik.

Namun begitu, dalam waktu singkat, konsep menjual musik melalui sistem unduhan pun dinilai sudah usang. Tren publik dalam mengonsumsi musik kini telah berubah mengarah kepada layanan streaming musik.

Menurut laporan Asosiasi Industri Rekaman Amerika Serikat (RIAA), di sepanjang 2015 kemarin, pendapatan industri musik justru lebih banyak berasal dari layanan streaming musik dibanding unduhan.

Secara spesifik, aktivitas layanan streaming musik terhadap industri di tahun 2015 berkontribusi sebesar US$2,4 miliar dari total pendapatan yang mencapai US$7 miliar. Jika dikalkulasikan ke dalam persentase, maka layanan streaming musik menyumbang sekitar 34,3 persen.

(Data RIAA)

"Pada 2015, publik mendengarkan ratusan miliar audio dan video musik dari layanan digital on-demand (berlangganan) seperti YouTube. Namun, pendapatan YouTube justru lebih sedikit dibanding layanan sejenis lainnya," ujar CEO RIAA, Cary Sherman.

Yang dimaksud dengan layanan sejenis lain oleh Sherman adalah layanan streaming musik yang lebih ideal diakses melalui perangakt mobile seperti Spotify dan Apple Music.

Spotify contohnya, layanan streaming musik yang beroperasi sejak 2009 ini tercatat memiliki sekitar 75 juta pengguna aktif, di mana 30 juta di antaranya adalah pengguna berbayar.

Spotify juga dikenal sebagai layanan streaming musik dengan daftar perpustakaan lagu terlengkap. Mereka tak hanya menjalin kerjasama dengan label-label ternama seperti Universal Music, tetapi juga dengan label-label indie.

Keberadaan layanan streaming musik seperti Spotify diyakini sebagai solusi ampuh melawan pembajakan. Menariknya lagi, layanan mereka ini pun bersifat freemium, yang artinya dapat dinikmati secara berbayar maupun gratis.

Baca juga:

(a/a)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Digital Section