1. HOME
    2. DIGITAL
GAME

Tanggapan Warnet Terkait Rencana Pemblokiran Game Berbahaya

Tidak semua warnet terpengaruh dengan wacana pemblokiran game oleh pemerintah.

By Nur Chandra Laksana 11 Mei 2016 15:42

Money.id - Rencana Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan pemerintah untuk memblokir sejumlah game berbahaya ditanggapi beragam oleh beberapa lapisan masyarakat.

Contohnya, sebagai besar orangtua mendukung langkah KPAI dan pemerintah yang berniat memblokir jajaran game yang dinilai mengandung konten dewasa, termasuk kekerasan dan pornografi.

Namun, ada beberapa kalangan yang menolak rencana pemblokiran ini karena dianggap merugikan. Para orang dewasa yang memang hobi dan mengisi waktu senggang mereka dengan bermain game --bahkan tak sedikit pula yang menjadikannya mata pencaharian-- jelas merasa dirugikan.

Selain itu, yang paling merasakan dampak dari rencana pemblokiran game oleh KPAI dan pemerintah ini adalah warung internet (warnet). Pasalnya, diketahui secara umum bahwa warnet adalah tempat dimana para gamer berkumpul untuk bermain game online.

Oleh karena itu, beberapa pemilik dan operator warnet mengaku khawatir omzet mereka akan menurun jika pemblokiran ini benar dilaksanakan.

"Kalau sampai benar (game online) diblokir, saya khawatir omzet akan berkurang jauh," tutur Arman, seorang operator warnet game online di kawasan Depok.

Memang terlihat kecemasan dalam raut wajah Arman. Pasalnya, meski pemblokiran game belum disahkan, warnet pun kini mulai sepi pengunjung. Hal ini dikarenakan banyak orang telah memiliki jaringan internet di rumah masing-masing.

Saat dikunjungi, di warnet Arman hanya terlihat beberapa siswa SMP kelas 1 dan 2 yang sedang libur karena kakak kelas mereka tengah menjalani Ujian Nasional.

"Ya gini lah mas situasinya. Biasanya dari total 35 komputer yang kita sediakan, tahun lalu itu bisa hampir terisi penuh. Tapi sekarang sering sepi, banyak juga yang main dari rumah," ungkap Arman.

Parahnya lagi, isu pemblokiran game juga membuat warnetnya kerap disambangi pihak sekolah dan warga.

Tak jarang, warnet Arman yang berada di sekitar pemukiman warga dan lingkungan sekolah tersebut mendapat teguran karena mengizinkan siswa yang bermain di waktu sekolah, ataupun masih menggunakan seragam.

"Beberapa kali petugas RT dan RW datang ke tempat kami, dihimbau biar tidak mengizinkan anak sekolah di jam pelajaran atau yang masih berseragam untuk bermain di sini," terangnya.

Tentu saja, Arman dan pemilik warnet lain mengikuti peraturan tersebut. Namun, hal ini berimbas pada pendapatan mereka.

"Memang pendapatan kita menurun sih mas, tapi tidak terlalu kerasa. Kalau ada yang pakai seragam di luar jam sekolah kita pasti usir, tapi beberapa saat kemudian mereka tetap balik lagi dengan keadaan sudah ganti baju,” tutur Arman sembari tertawa kecil.

Namun, Arman berharap bahwa KPAI dan pemerintah tidak melakukan pemblokiran terhadap game-game yang dianggap berbahaya. Arman berharap ada solusi agar warnet mereka bisa tetap beroperasi dengan semestinya.

"kalau saya sih berharapnya KPAI dan pemerintah tidak main blokir saja sih mas. Inginnya ada solusi yang tepat biar kita (pemilik warnet) tetap bisa menjalankan bisnis kita," tutup Arman.

SELANJUTNYA >>

Baca juga:

 

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Digital Section