1. HOME
  2. DIGITAL
APPLE

BlackBerry Rela Data Pribadi Penggunanya Diintip Pemerintah

Berbeda dengan Apple yang tak mau bekerja sama dengan FBI, BlackBerry justru bermitra dengan pemerintah.

By Adhi 20 April 2016 18:14
CEO BlackBerry, Jhon Chen (Digitaltrend.com)

Money.id - Beda Apple, beda pula BlackBerry. Jika Apple bersikukuh menolak permintaan FBI untuk meretas iPhone dengan alasan menjaga privasi pengguna, maka BlackBerry justru dilaporkan telah lama menjalin kerjasama dan membiarkan pemerintah untuk 'mengintip' data pribadi para penggunanya.

Dilaporkan laman blog Inside BlackBerry, CEO BlackBerry John Chen mengatakan bila perusahannya sudah bermitra dengan pemerintah Kanada sejak tahun 2010. Mulai 6 tahun lalu itu pula, BlackBerry telah memberikan kunci dekripsi sistem keamanan komunikasi perangkatnya pada otoritas Kanada.

Sementara berdasarkan informasi yang dikutip dari laman Phone Arena, Rabu 20 April 2016, berkat kerja sama itu, Kepolisian Kanada telah menyadap dan membuka kunci keamanan lebih dari 1 juta pesan BlackBerry. Aksi ini dilakukan dalam sebuah investigasi kasus pembunuhan yang terjadi di tahun 2010-2012.

Kepolisian Kanada disebut berhasil memenjarakan 7 orang yang dituduh melakukan pembunuhan salah satu anggota mafia di Montreal, Kanada.

"Bagi BlackBerry, ini adalah keseimbangan antara melakukan hal yang tepat, seperti membantu penangkapan pelaku keriminal, dan mencegah pemerintah melanggar privasi warganya, contohnya saat kami menolak memberikan Pakistan akses ke server kami," ujar John Chen.

Sebelumnya, Apple terlibat perseteruan dengan FBI. FBI dengan tegas meminta Apple untuk membuka sistem keamanan (backdoor) sebuah perangkat iPhone 5c milik tersangka teror San Bernardino, Tashfeen Malik dan suaminya Syed Rizwan Farook. Keduanya merupakan pelaku penembakan massal yang menewaskan 14 orang di California pada akhir 2015 silam.

Di dalam iPhone 5c milik Syed Rizwan Farook, FBI meyakini ada banyak informasi terkait jaringan teroris yang sangat penting untuk diselidiki demi keamanan negara.

Namun begitu, Apple menolak. Mereka bersikukuh dengan alasan perlindungan data pribadi konsumen. Jika mereka memberikan keleluasaan kepada FBI untuk mengakses iPhone 5c milik Syed Rizwan Farook, Apple khawatir hal ini juga akan dilakukan FBI terhadap para pengguna iPhone lainnya.

Baca juga:

(a/a)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Digital Section